.
Kamis, 10 Desember 2009
EFEKTIFITAS METODE SOROGAN AL-QUR’AN TERHADAP MOTIVASI HAFALAN SANTRIPONDOK PESANTREN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pendidikan di indonesia merupakan tanggung jawab seluru komponen bangsa, dalam prakteknya masyarakat ikut telibat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa inni, tidak hanya dari segi materi dan moril, namun telah pua ikut serta memberikan sumbangsih yang signifikan dalam penyelenggaraan pendidikan, hal ini diwujudkan dengan munculnya berbaagai lembaga atau perguruan tinggi swasta yang merupakan bentuk dari penyelengaraan pendidikan.
Perguruan atau lembaga itu dapat berbentuk jalur pendidikan sekolah atau pendidikan luar sekkolah, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1983, tentang sistem pendidikan nasional.termasuk dalam jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat, adallah pondok pesantren.(Depag,2003:1)
Pesantren merupakan lembaga pendidikan penggajjaran islam,dimana didalamnya terjadi interaksi antar kyai atau ustadz sebagai guru, dan para santri sebagai murid. Dengan mengambil tempat dimasjid atau di halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama’ masa lalu. (Depag,2003:3)
Sebagai aset pendidikan nasional pesantren secara turun temurun telah terus berlangsung menjadi pendidikan indonesia. Namun dalam penggelolaannya masih terkesan bertahan atau berjalan pada pola pendidikan dan pengajaran secara tradisional (klasikal).
Pendidikan dalam proses pendidikan islam tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah materi yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia harus mengguasai berbagi metode dan teknik pendidikan guna kelangsunggan transformasi dan innternalisasi mata pelajaran. Hal inni karena metode dan teknik pendidikan iislam tidak sama dengan metode dan teknik pendidikan yang lain.
Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran agama islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap. Uraian itu menunjukan bahwa fungsi metode pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peerta didik secara mantap.
Uraian itu menunjukan bahwa fungsi metode pendidikan islam adalah menggarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat. Serta mendorong usaha kerja sama dalam antara pendidikan dengan peserta didik.(Abdul mujib,2008:167)
Seperti dalam firman allah :
• •
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-qur’an Depag, surat An-Nahl Ayat 125)
pada pesantren yang secara khusus memusatkan perhatian pada Al-qur’an, pengajaran Al-qur’an di tingkatkan pada penghafalan (tahfidz). Selain harus fasih dan jaudah (baik) santri di pesantren jenis ini harus menghafalkan Al-Qur’an secara penuh. Pola penghafalannya sendiri amat beragam, tetapi secara umum ada dua model, pertama, menghafalkan dari surat-surat pendek juz 30 baru kesurat-suratt yang lebih panjang, kedua, yang mulai dari Al-fatihah terus kebawah hingga akhir Al-Qur’an.(Depag,2003:40)
sebelum menghafal Al-qur’an melangkah ke periode penghafal Al-Qur’an seharusnya, ia terlebih dahulu meluruskan dan memperlancar bacaannya, bahkan para ulama’ tidak memperkenakan anak didik yang di asuhnya untuk menghafal Al-Qur’an sebelum terlebih dahulu dia menghatmkan Al-Qur’an secara benar-benar lurus dan lancar membacanya,serta ringan bacanya (membaca Al-Qur’an dengan melihat)
Pondok pesantren, masih menerapkan metode klasik seperti sorogan.metode ini merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang menitik beratkan pada kemampuan seseorang (individu),dibawa bimbingan seorang kyai atau ustadz. (Depag RI, 2003:74)
Dalam proses belajar mengajar bila guru tidak menggunakan metode variasi, hal ini akan menyebabkan santri menjadi bosan, perhatian santri sangat kurang,akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Oleh karena itu guru perlu mengeluarkan beberapa variasi metode dalam belajar.(Djamara,2002:180)
Dari hasil survey awal penulis melihat bahwa metode yang dipakai oleh pondok pesantren masih bersifat tradisional, padahal pada prakteknya banyak sekali metode yang bisa diterapkan sebagai peunjang dari metode tersebut.fenomena yang terjadi pada metode sorogan tersebut adalah kurang maksimal,kurangnya perhatian perkembangan hafalan santri. Hal ini dapat mengkhawatirkan menurunnya motivasi santri dalam menghafal Al-Qur’an. Dengan motivasi, para calon hafidz dapat memacu dirinya untuk lebih giat lagi dan selesai menghafal tempat waktu.
Hal ini yang menarik hati penulis untuk meneliti PENGARUH EFEKTIFITAS METODE SOROGAN AL-QUR’AN TERHADAP MOTIVASI HAFALAN SANTRI PONDOK PESANTREN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti dapat mengajukan konsepsi rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektifitas metode sorogan al-qur’an di pondok pesantren ?
2. Bagaimana motivasi santri dalam menghafal al-qur’an di pondok pesantren ?
3. Bagaimana pengaruh efektifitas metode sorogan al-qur’an terhadap motivasi hafalan di pondok pesantren ?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum setiap peneliti pasti mempunyai tujuan tertentu yang diharapkan akan mampu memberikan masukan yang berarti dalam dunia pendidikan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui efektifitas metode sorogan al-qur’an di pondok pesantren.
2. Untuk mengetahui motivasi hafalan santri di pondok pesantren .
3. Untuk mengetahui pengaruh efektifitas metode sorogan al-qur’an di pondok pesantren.
D. Hipotesa Penelitian
Hipotesa adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto. 2002: 64). Kemudian masih harus di uji secara empiris di lapangan.
Adapun hipotesa kerja (Ha) penelitian ini adalah Ada pengaruh yang signifikan antara efektifitas metode sorogan al-qur’an terhadap motivasi hafalan di pondok pesantren.
Adapun hipotesa nihil (Ho) Penelitian ini adalah tidak ada pengaruh yang antara efektifitas metode sorogan al-qur’an terhadap motivasi hafalan santri di pondok pesantren .
E. Kegunaan Penelitian
Berkaitan dengan tujuan penelitian diatas maka kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Secara Teoritis hasil penelitian ini berguna sebagai sumbangsi pemikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam dunia pendidikan Islam dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
2. Secara Praktis
Secara Praktis hasil penelitian ini berguna sebagai informasi dalam memahami keterkaitan metode yang digunakan dengan motivasi hafalan al-qur’an.
F. Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam memahami pengartian judul skripsi ini, maka dalam pembahasan ini akan diberikan suatu batasan sebagai berikut:
1. Efektifitas metode hafalan Al-Qur’an adalah kegiatan pembelajar bagi para santri yang lebih menitik beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (individu), dibawah bimbingan kiyai atau ustadz. Dalam pelaksanaannya santri yang mendapat giliran langsung secara tetap muka menghadap kiyai atau ustadz untuk menyetorkan hasil hafalannya. Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dalam pembelajaran, murid dan guru dapat tatap muka secara langsung.
b. Menitik beratkan pada perkembanggan perseorangan (individu).
c. Jika perserta didik banyak, maka waktu yang tersedia relatif sedikit, begitupun sebaliknya .
2.Motivasi hafalan adalah daya penggerak yang ada pada diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan, yaitu menghafal al-qur’an
Motivasi hafalan al-qur’an dengan indicator sebagai berikut:
1. Motivasi istrinsik, motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik, jenis motivasi ini timbul akibat pengaru dari luar indiviu, apakah karena ajakan, suruuhan, atau paksaan dari orang lain.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyajikan sistematika pembahasan yang merupakan pola dasar dari pembahasan skripsi dalam bentuk bab dan sub bab yang secara logis berhubungan dan merupakan kebulatan dari masalah yang diteliti.
Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, peneliti mengungkapkan berbagai masalah yang erat kaitannya dengan penyusunan skripsi ini, yaitu:
1. Latar belakang masalah yang memaparkan tentang pentingnya pengangkatan judul skripsi ini.
2. Rumusan masalah, agar mengetahui inti persoalan yang akan diteliti.
3. Tujuan penelitian mengandung maksud dan tujuan memberi arah dalam pelaksanaan penelitian.
4. Kegunaan penelitian, untuk mengetahui manfaat pencapaian tujuan tersebut.
5. Batasan operasional, agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam memahami pembahasan skripsi ini.
6. Sistematika pembahasan, untuk mengetahui pola dasar dari pembahasan skripsi ini.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang teoritis, diantaranya: penulis mengambil dari berbagai literatur dan kepustakaan, meliputi:
1. Membahas tentang efektivitas metode sorogan al-qur’an, pengertian, definisi, syarat menghafal, dan teknik metode sorogan.
2. Dilanjutkan dengan membahas teori-teori yang berhubungan dengan motivasi belajar seperti, pengertian motivasi, fungsi motivasi, jenis, serta cara menggerakkan motivasi hafalan.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang menerapkan suatu rancangan sebagai strategi untuk mengantar latar (setting) agar diperoleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian dengan menggunakan langkah-langkah dan teknik-teknik yang tepat dalam pengumpulan data maupun analisanya. Hal ini meliputi rancangan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Dalam hasil penelitian ini menguraikan tentang karakteristik masing-masing variable dengan hasil analisis data yang telah di olah dengan teknik statistik deskriptif dan temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, serta pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis.
BAB V : PENUTUP
Penutup yang meliputi dua hal pokok yaitu kesimpulan yang terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta saran-saran yang ditujukan kepada lembaga dan penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Efektifitas Metode Hafalan Bidang Studi Al-Qur’an Hadits
a Pengertian Efektifitas
Efektifitas adalah kegiatan yang dilakukan secara tepat, sehingga mempunyai pengaruh yang positif sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Efektifitas artinya ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesanna) manjur, mujarab, mempan (depdikbud ri, 1990:219)
Sedangkan dalam ensiklopedia mengatakan bahwa efektifitas menunjukan keberhasilan dan segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan, hasil yang makin mendekati sasaran berarti makin tinggi efektifitasnya.
Suatu tugas dpat dijalankan dengan efisien tapi tidak efektif atau effektif tapi tidak efisien. Seperti membunuh seekor gajah dengan senapan angina misalnya adalah efisien tapi tidak efektif, sedangkan membunuh seekor lalat dengan meriam efektif tapi tidak efisien.
Keberhasilan pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh seberapa besar efektifitas guru dalam mengajar karena dengan efektifitasnya guru dalam melaksanakan kegiatan pengajaran akan membawa murid belajar secara efektif pula.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak pelajaran yang telah terrbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode yang semata-mata berdasarkan kehendak guru dan bukan atas dasar kebutuhan siswa
Dalam menetapkan metode mengajar, bukan tujuan yang menyesuaikan dengan metode atau karakter anak, tetapi metode hendaknya menjadi variabel dependen yang dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan. Karena itu, efektifitas penggunaan metode dapat terjadi kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran sebagai persiapan tertulis.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan pengajaran dan akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan peengajaran. (pupuh, 2007: 59)
b Pengertian metode sorogan
Pondok pesantren telah memiliki pola pembelajaran yang khas, yang berorientasi pada pembelajaran individual, pembelajaran bersifat afektif, serta dilandasi pendidikan moral yang kuat. Pembelajaran yang dilakukan dengan cara-cara sederhana akan tetapi menyentuh pada persoalan riil yang dihadapi masyarakat. Pola pembelajaran yang demikian itu dikenal dengan pembelajaran sistim sorogan. (khusnu ridlo, 2006:161)
Dalam keadaan aslinya pesantren memiliki system pendidikan dan pengajaran non klasikal yang dikenal dengan metode, diantaranya :
a) Metode sorogan
b) Metode bandongan
c) Metode musyawarah atau bahtsu masa’il
d) Metode pengajian pasaran
e) Metode hafalan
f) Metode muhadasah
g) Metode rihlah ilmiah
h) Metode mudzakarah
i) Metode riyadloh
Metode sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang menitik beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (individu), dibawah naungan seorang kyai atau ustadz. (depag, 2003:74)
Dalam metode pembelajaran dipesantren, metode sorogan adalah metode yang paling sulit , karena metode ini membutuhkan kesabaran, kerajinan dan disiplin pribadi dari setiap peserta didik. Dari segi ilmu pendidikan, metode ini disebut independen learning karena :
a) antara kyai dan murid saling mengenal erat.
b) Kyai menguasai benar materi yang harus diajarkan, dan murid akan belajar dan membuat persiapan sebelumnya.
c) Antara santri dan kyai berdialog secara langsung mengenai materi yang dipelajari. (masjkur anhari,2007:68)
B. Kajian Tentang Al-Qur’an Hadits
1. Tinjauan Tentang Al-Qur’an Hadits
Al-Qur’an adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi umat manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sesuai yang telah diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi:
(البقرة: 2(
Itulah kitab yang tidak ada keraguan didalamnya. (DEPAG RI, 2004:2)
Perlu kita ketahui bahwa Al-Qur’an adalah sebagai kitab suci dan sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar dan tak ada seorangpun yang dapat menandinginya.
Sedangkan pengajaran Al-Hadits merupakan bagian dari bidang pengajaran agama islam, baik dimadrasah maupun disekolah-sekolah agama. Pengajaran ini memuat informasi disekitar teks yang dikaitkan kepada Nabi Muhammad SAW, yakni informasi bahan-bahan tertulis dengan huruf bahasa Arab, yang saat sekarang dapat dikutip dari kitab-kitab Hadits. Jelasnya, pengertian Hadits merupakan suatu pengajaran agama yang berisi teks Arab yang menyampaikan sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw.
Pengertian Hadits menurut bahasa adalah: pertama Hadits adalah al jadid (sesuatu yang baru), kedua, Hadits berarti al-ghorib (sesuatu yang dekat/ belum lama terjadi), ketiga Hadits berarti al-kabar (suatu berita) yaitu sesuatu yang dipercakupkan dan dipindahkan seseorang kepada orang lain.
2. Pengertian Bidang Studi Al-Qur’an Hadits
Bidang studi Al-Qur’an Hadits adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan murid membaca Al-Qur’an mengerti arti dan pokok kandungan ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadits, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, iman dan takwa serta menjadi pedoman akhlak dan ibadah sehari-hari.
C. Motivasi Belajar
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti dimusium, perpustakaan, kebun binatang, sawah, sungai, atau hutan. Ditinjau dari segi guru, bila siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas belajar sekolah. Di samping itu ada juga kegiatan belajar yang termasuk rancangan guru. Artinya, siswa belajar karena keinginanya sendiri. Pengetahuan tentang” belajar, karena ditugasi” belajar, karena motivasi diri” penting bagi guru dan calon guru.
a. Pengertian Motivasi
Motiv (motive) berasal dari bahasa latin (movere) yang kemudian menjadi "motion" yang artinya bergarak atau dorongan untuk bergerak. Jadi motiv merupakan daya dorong, daya gerak, atau penyebab seorang untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Istilah ini juga berasal dari bahasa inggris "motivete" atau "to motivate" yang berarti mendorong atau memberi dorongan.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dan sebagai kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan dan pencapaian tujuan. (Dimyati dan Mujiono, 2002:80)
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang di tandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Omar Hamalik, 2007:173). Perubahan energi merupakan kegiatan fisik karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seorang mempuyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dilakukan untuk mencapainya.
Mc Donald memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai perubahan tenaga didalam diri/peribadi seseoarang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Definisi ini berisi tiga hal:
a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophyiologikal yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakanya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kewajiban, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong olah adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Dengan ketiga elemen tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Dengan kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakkan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab musabanya kemudian mendorong seorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberi motivasi.
Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seorang mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegitan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah merupkan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Perananya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Ibaratnya seorang siswa itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi, keaculi karena paksaan atau sekedar seremonial. (Sardiman, 2007:73)
Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan mungkin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Perlu ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Dengan demikian motivasi mempengaruhi adanya kegiatan. Disamping itu ada juga fungsi-fungsi lainya. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil belajar yang baik pula. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari oleh adanya motivasi. Maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan pencapaian prestasi belajarnya.
Selain dari pada itu, pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut:
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya;
c. Mengarahkan kegiatan belajar;
d. Membesarkan semangat belajar;
e. Menyadarkan adanya pengalaman belajar kemudian bekerja (di sela-sela adalah istirahat dan bermain) yang berkesinambungan;
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:
a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Dalam hal ini, hadiah, pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar.
b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa bermacam-macam; ada yang acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan perhatian, ada yang bermain, disamping ada yang semangat untuk belajar. Di antara yang semangat belajar ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil.
c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. Tugas guru adalah membuat siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa y tidak berminat menjadi bersemangat belajar.(Sardaman, 2007:84)
Dari berbagai pendapat tentang pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu upaya yang terdapat didalam diri yang menggerakkan mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah laku untuk memenuhi kebutuhannya yang telah ditentukan guna mencapai suatu tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Jadi, motivasi belajar adalah merupakan factor psikis yang bersifat non-intelektual.
b. Jenis-Jenis Motivasi
Berdasarkan pengertian dan analisis tentang motivasi yang telah dibahas diatas maka pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni. Motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya keinginan untuk berhasil, adanya kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar serta adanya lingkungan yang kondusif.
Motivasi ekstrinsik adalah yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar seperti, adanya hukuman, hadiah, persaingan dan nilai. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan disekolah, sebab pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Lagi pula sering kali siswa belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan guru memang banyak dan karena itu di dalam memotivasi siswa kita tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan setiap saat oleh guru. (Oemar Hamalik, 2007:162)
Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan disekolah dan di masyarakat. Hadiah dan hukuman sering digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Jika siswa belajar dengan hasil sangat memuaskan, maka ia akan memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaliknya, jika hasil belajar tidak, memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh “peringatan atau hukuman” dari guru atau orang tua. “peringatan” tersebut tidak menyenangkan siswa. Motivasi belajar meningkat, sebab siswa tidak senang memperoleh “peringatan” dari guru atau orang tua. Dalam hal ini, hukuman dan juga hadiah dapat merupaka motivasi ekstrinsik bagi siswa untuk belajar dengan bersemangat.
Ada baiknya juga memperhatikan pandangan Maslow dan Rogers yang mengakui pentingnya motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Menurut Maslow setiap individu bermotivasi untuk mengaktualisasikan. Motivasi mengaktualisasikan diri tersebut berjalan sesuai dengan kemampuan tiap orang. Ia menemukan 15 ciri orang yang mampu mengaktualisasikan diri, ciri-ciri tersebut adalah:
1. Berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya dan terbatas dari subyektivitas.
2. Dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar.
3. Berprilaku spontan, sederhana, dan wajar.
4. Terpusat pada masalah atau tugasnya.
5. Memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi.
6. Memiliki kebebasan dan kemandirian terhadap lingkungan dan kebudayaan.
7. Dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah.
8. Dapat mengalami pengalaman puncak, seperti: terwujud dalam kreativitas.
9. Memiliki rasa keterikatan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi.
10. Dapat menjalin hubungan yang wajar.
11. Memiliki standar kesusilaan yang tinggi.
12. Memiliki rasa humor terpelajar.
13. Memiliki kreativits dalam bidang kehidupan.
14. Memiliki otonomi yang tinggi.
15. Dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar.
Motivasi mengaktualkan diri tersebut berjalan sesuai dengan kemampuan tiap orang.Upaya memuaskan kebutuhan aktualisasi diri tersebut tentu saja tidak mudah.
Carl Rogers berpendapat bahwa setiap individu memiliki motivasi utama berupa kecenderungan aktualisasi diri. Ciri kecenderungan aktualisasi diri tersebut adalah
1. Berakar dari sifat bawaan
2. Perilaku bermotivasi mencapai perkembangan diri optimal
3. Pengaktualisasian diri juga bertindak sebagai evaluasi pengalaman
4. Terbuka dalam segala pengalaman hidup
5. Menjalani kehidupan secara berkepribadian
6. Percaya pada diri sendiri
7. Memiliki rasa kebebasan
8. Memiliki kreativitas
Motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa pedagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya motivasi-motivasi tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru perlu melakukan penelitian. Ini berarti setiap guru seyogyanya belajar meneliti sambil praktek mendidik di sekolah.
c. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dapat diketahui bahwa motivasi belajar ada di dalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut ada dalam jaringan rekayasa paedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan pengajaran, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. (Dimyati, 2002:97)
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak-anak sejak kecil seperti kenginginan belajar berjalan, bermain dan membaca dan lain-lain. Timbulnya cita-cita dibarengi dengan perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
2) Kemampuan siswa
Kenginginan seorang anak perlu di barengi dengan kemampuan atau kecakapan penyampainya. Kenginginan membaca perlu di barengi dengan kemampuan mengenal dan menyebut huruf, dengan demikian keinginan anak untuk membaca dapat terpenuhi. Keberhasilan tersebut dapat memuaskan dan menyenagkan hatinya. Secara tidak langsung anak tersebut akan menjadi suka dalam membaca buku.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa yang miliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar siswa. Seorang ssiwa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan menggangu perhatian belajar. sebaliknya seorang siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian. Dan anak yang sakit akan enggan belajar
4) Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman teman yang nakal, akan menggangu dalam kesungguhan belajar. sebaliknya kampus sekolah yang indah dan pergaulan siswa yang rukun akan memperkuat motivasi belajar.
5. Unsur- unsur Dinamis dalam pembelajaran.
Siswa memiliki perasaan, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan prilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan juga pergaulan mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio dan televisi. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Pebelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan semakin bertambah baik berkat di bangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.
6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pergaulanya sekitar lima jam sehari, Intensitas pergaulan tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa.
Guru adalah pendidik yang berkembang. Tugas profesionalnya mengharuskan dia belajar sepanjang hayat. Belajar sepanjang hayat tersebut sejalan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah yang juga di bangun. Guru tidak sendirian dalam belajar sepanjang hayat. Lingkungan sosial guru, lingkungan budaya guru, dan kehidupan guru perlu diperhatikan sendiri oleh guru. Sebagai pendidik, guru dapat memilah dan memilih sesuatu yang baik. Partisipasi dan teladan memilih prilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan siswa.(Dimyati, 2002:97).
Upaya guru membelajarakan siswa terjadi di sekolah. Upaya pembelajaran disekolah meliputi hal-hal berikut :
1. Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
2. Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan fasilitas sekolah.
3. Membina belajar tertib pergaulan,
4. Membina belajar tertib lingkngan sekolah
d. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Penelitan psikologi banyak menghasilkan teori-teori motivasi tentang prilaku. Subyek terteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan dan manusia. Peneliti yang menggunakan hewan adalah tergolong peneliti behavioris dan biologis. Peneliti yang menggunakan manusia adalah peneliti kognitif. Temuan ahli-ahli tersebut bermanfaat untuk bidang industri, tenaga kerja, urusan pemasaran, rekruting militer, konsultasi, dan pendidikan. Para ahli berpendapat bahwa motivasi prilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaktif.
Perilaku penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa SLTP dan SLTA. Sedang guru SLTP dan SLTA dituntut memperkuat motivasi siswa SLTP dan SLTA.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
2. Menginformasikan tentang usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
3. Mengarahkan kegiatan belajar.
4. Membesarkan semangat belajar.
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa barmanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:
1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
2. mengetahui dan memahami motivasi belajar siawa di kelas bermacam-macam.
3. meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran.
4. memberi peluang guru untuk unjuk kerja” rekayasa paedagogis”.
Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar. “mengubah” siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi bersemangat belajar. (Dimyati, 2002:86)
e. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Hasil balajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas ada tiga fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.
D. Pengaruh Efektifitas Metode Hafalan Bidang Studi Al-Qur’an Hadits Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII MTsN Megaluh Jombang
Metode mengajar pada hakikatnya merupakan cara yang ditempuh guru dalam mengelola dan menyampaikan pelajaran terhadap siswa agar dapat mencapai tujuanya, yaitu hasil belajar yang diinginkan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan pelajaran, seorang guru dituntut untuk mampu mengajar dengan baik. Dengan mengunakan metode mengajar yang bervariasi dan ditambah dengan alat peraga diharapkan akan lebih memperjelas penyampaian materi. Sehingga siswa dapat menerima materi pelajaran dengan lebih baik dan jelas. Dengan demikian, diharapkan motivasi belajar dapat ditingkatkan.
Semakin banyak metode mengajar yang dikuasai akan semakin memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dikelas. Sebaliknya, guru yang hanya menguasai satu materi misalnya metode menghafal maka akan membuat siswa kehilangan gairah belajar, siswa menjadi bosan, jenuh karena suasana yang monoton.
Suasana belajar yang seperti itu akan berpengaruh pada penerimaan materi pelajaran. Tidak ada suatu metode yang dapat digunakan untuk semua jenis mata pelajaran, dan semua keadaan atau situasi. Perlu disadari bahwa metode bukan tujuan, melainkan alat atau cara untuk mencapai suatu tujuan pengajaran. Tercapai tidaknya tujuan itu tergantung pada efektif tidaknya metode mengajar yang digunakan
Dalam mengajarkan bidang studi Al-Qur’an Hadits kecermatan dan ketepatan seorang guru dalam mengkombinasi atau memadukan metode mengajar akan sangat membantu siswa dalam memahami meteri pada bidang studi Al-Qur’an dan Hadits. Penggunaan beberapa metode mengajar perlu diupayakan, namun penggunaan metode tersebut jangan malah mengaburkan atau mengacaukan tujuan pelajaran itu sendiri. Karena itu perlu disadari bahwa efektifitas metode menghafal itu berpengaruh untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terutama dalam meningkatkan keantusiasan dalam menerima materi pelajaran.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa cara mengajar dengan menggunakan berbagai jenis metode dan kombinasi secara tepat dan perlu pengertian oleh guru akan mempertinggi motivasi belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah untuk melakukan penelitian. (Sugiono. 2005:324) Penelitian dilakukan berangkat dari adanya permasalahan.
Adapun pendekatan penelitian ini adalah Expost Facto (Sugiono. 2005: 7), mengemukakan suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
Adapun paradigma penelitiannya adalah untuk mencari pengaruh antara tingkat efektifitas metode sorogan Al-Qur’an terhadap motivasi hafalan santri dengan perincian pengaruh efektifitas metode sorogan Al-Qur’an sebagai variabel independen ( variabel bebas ) motivasi belajar siswa sebagai variabel dependen ( variabel terikat ). Dalam bentuk pengaruh ini dapat digambarkan dengan paradigma sebagai berikut:
Keterangan:
X : Efektifitas metode hafalan Bidang Studi Al-Qur’an Hadits (variable bebas)
Y : Motivasi belajar siswa (variable terikat)
r : pengaruh efektifitas metode sorogan al-qur’an terhadap motivasi havalan.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Bila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut study populasi atau study sensus.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri pondok pesantren roudlotul qur’an darul falah III yang berjumlah 104 santri.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono. 2005: 91). Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena terbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu. (sugiono, 200 : 118)
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya jika jumlah sampelnya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. (suharsimin, )
Dalam penelitian ini jumlah populasi lebih dari 100 sehingga penelitian tidak mungkin menjadikan seluruh populasi menjadi subyek, maka peneliti mengambil 30% dari jumlah populasi yaitu 32 santri.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik teknik sampling purposive yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertetu.(Sugiono. 2008 : 124)
Maka jumlah sampel pada penelitian ini diambil 30% dari jumlah populasi yaitu 32 siswa dengan rincian sebagai berikut :
No Santri Jumlah
1 Putra 30 % x 52 = 16
2 Putri 30 % x 52 = 16
Jumlah 30 % x 104 = 32
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat tau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam meng(Sugiono. 2005: 119). Umpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistimatis sehingga lebih muda diolah. Variasi jenis penelitian adalah angket.(suharsimi arikunto,2006:160)
Sebelum peneliti menguraikan prosedur pengembangan instrument data atau alat yang dipakai dalam penelitian, maka terlebih dahulu peneliti menguraikan tentang gambaran variabel yang akan diteliti :
a. Jenis Data atau Skala
Skala atau jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Efektifitas metode sorogan Al-Qur’an (variable)
2. Motivasi hafalan santri (variabel terikat)
b. Jabaran Variable
Adapun instrumen penelitian ini dikembangkan melalui penjabaran variabel menjadi indikator.
Variabel Indikator Sumber data metode
Efektifitas metode sorogan
Al-Qur’an Dalam pembelajaran, murid dan guru dapat tatap muka secara langsung.
Menitik beratkan pada perkembangan perseorangan (individu).
Jika peserta didik banyak, maka waktu yang tersedia relatif sedikit.
Santri
Angket
Motivasi hafalan santri Adaya hasrat dan keinginan berhasil
Adanya dorongan dan kebutuan dalam menghafal
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Adanya lingkungan yang kondusif
Supaya penyusunan instrumen lebih sistimatis, sehinga mudah untuk dikontrol, dikoreksi,dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum istrumen disusun menjadi item-item instrument, maka perlu dibuat kisi-kisi instrument.
Selanjutnya untuk menyusun item-item instrumen, maka indikator dari variable yang akan diteliti dijabarkan menjadi item-item instrumen. (sugiono,2008:160)
Penelitian ini menggunakan skala likert, dengan skala likert,maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable kemudian indiator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (sugiono, 2008:134)
Jawaban setiap item istrumen yang mengunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Instrumen penelitian di atas digunakan sebagai alat ukur. Jawaban setiap item menggunakan skala likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dan untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban itu harus ditulis skor dari setiap item dari pertanyaan ini adalah :
Yang bersifat positif
Selalu : 4
Sering : 3
Kadang-kadang : 2
Tidak pernah : 1
Yang bersifat negatif
Selalu : 1
Sering : 2
Kadang-kadang : 3
Tidak pernah : 4
4. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji validitas
Di dalam penelitian ini untuk mengetahui valid dan tidaknya intrument yang digunakan, maka diadakan pengujian terhadap instrumen-instrument tersebut sehingga dapat diketahui didalam tiap item instrument apakah item tersebut mempunyai validitas yang logis atau tidak. Jika ada kecocokan yang logis diantara item-item yang tersebut berarti dikatakan valid.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahehan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. (suharsimi, 2008 : 168)
Untuk menguji valid tidaknya instrumen penelitian itu secara empiris, maka dilakukan dengan menganalisis tiap butir item untuk mencari indeks korelasi antara masing-masing item dengan total nilai,
Untuk menguji valid dan tidaknya instrumen, penulis menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
rxy =
Keterangan.
Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
∑ x : Jumlah seluruh skor x
∑ y :Jumlah seluruh skor y
∑ xy : Jumlah perkalian antara skor x dan y
N : Jumlah responden
Pengujian validitas instrument dilakukan di pondok pesantren darul falah III untuk memperoleh data mentah dari hasil uji Pengujian validitas instrument dilakukan untuk memperoleh data mentah dari hasil uji coba tersebut, Pengujian validitas instrument dilakukan di pondok pesantren darul falah III, untuk memperoleh data mentah dari hasil uji coba tersebut, maka disajikan dalam lampiran, sedangkan perhitungan dari validitas tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3 Rangkuman uji validitas instrument efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadist.
No r hit r table Keterangan
5 % 1 %
1 0,72892 0,349 0,449 Valid
2 0,68904 Valid
3 0,84386 Valid
4 0,64276 Valid
5 0,77240 Valid
6 0,54981 Valid
7 0,80919 Valid
8 0,64236 Valid
9 0,74101 Valid
10 0,84386 Valid
Keterangan : r tabel 5% : 0,349
1% : 0,449
Tabel. 3.4 Rangkuman uji validitas instrument motivasi belajar siswa.
No r hit r table Keterangan
5 % 1 %
1 0,78869 0,349 0,449 Valid
2 0,56213 Valid
3 0,86641 Valid
4 0,57601 Valid
5 0,76798 Valid
6 0,52723 Valid
7 0,81264 Valid
8 0,63336 Valid
9 0,67813 Valid
10 0,86787 Valid
Keterangan : r tabel 5% : 0, 349
1% : 0, 449
Berdasarkan pada hasil uji validitas tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari sejumlah item pertayaan baik itu dari variab efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadist maupun motivasi belajar siswa seluruhnya adalah valid, jadi instrument tersebut dapat dan layak digunakan untuk penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu, instrumen yang sudah dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat sesuatu reliable artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto. 1993: 142).
Rumusan Spearman Brown adalah sebagai berikut:
Keterangan:
r11 = Reliabel instrumen
r½½ = Korelasi antar skor setiap belahan test
Tabel 3.5 Rangkuman uji reliabilitas instrument efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits.
No X Y X2 Y2 XY
∑ 404 420 5516 6006 5645
Berdasarkan rekapitulasi data uji reliabilitas instrument sebagaimana diterangkan dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa instrument efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits dengan rumus “r” produk moment dan hasil dari rumus tersebut dikonsultasikan menggunakan rumus “r11” sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas diperoleh r hit = 0,9704056 sedangkan r tabel diperoleh 0,349 (5%) dan 0,449 (1%).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrument efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadist memiliki reliabilitas yang tinggi r11 lebih besar dari rtabel.
Tabel 3.6 Rangkuman uji reliabilitas instrument motivasi belajar siswa.
No X Y X2 Y2 XY
∑ 388 374 5384 4894 5096
Berdasarkan rekapitulasi data uji reliabilitas instrument sebagaimana diterangkan dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa instrument motivasi belajar siswa dengan menggunakan rumus “r” produk moment dan hasil dari rumus tersebut dikonsultasikan menggunakan rumus r11 sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas diperoleh rhit =0,9699174 sedangkan rtabel diperoleh 0,349 (5%) dan 0,449 (1%).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrument motivasi belajar memiliki reliabilitas yang tinggi dengan taraf signifikan 5% dan 1% karena r11 lebih besar dari rtabel.
Apa yang dihasilkan dari rumus tersebut kemudian dikonsultasikan dengan rumus angka instrumen tersebut tidak reliable maka instrumen itu dapat dipercaya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Setiap penelitian ilmiah memerlukan data dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan data itu harus diperoleh dari sumber data yang tepat. Data yang tepat dan cukup sangat penting artinya untuk mengantarkan seorang peneliti pada perumusan kesimpulan yang baik dan benar.
Dalam pengumpulan data ini sangat dibutuhkan adanya tehnik yang tepat dan relevan untuk memperoleh data yang diharapkan.
Adapun pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan model angket. Model angket yang digunakan adalah angket dengan menggunakan pertanyaan tertutup, yaitu pertayaan yang mengharap jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu jawaban dari setiap pertayaan yang tersedia.(Sugiono, 2008:199)
6. Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan lanjutan dari pengumpulan data yang telah diperoleh atau dikumpulkan. Data-data tersebut kemudian dianalisa untuk mengurai sesuatu yang terbukti dalam hal yang bersangkutan dengan obyek penelitian, jika tidak dianalisa, maka penelitian ini tidak dapat dinyatakan sebagai penelitian yang valid. Maka peneliti menggunakan obyek guna untuk mengetahui tentang siswa yang mengikuti kegiatan tersebut valid atau tidak.
Ternyata setelah peneliti menghitung adanya data-data yang masuk pada peneliti atau obyek yang peneliti ambil, membuktikan bahwa semua obyek atau siswa yang ikut pada kegiatan tersebut ternyata valid semua.
a. Pengolahan data
1. Editing
Tahap ini dilakukan pengecekan kelengkapan serta kebenaran-kebenaran dan kesempurnaan pengisian angket, sehingga angket pengisiannya dapat terhindari suatu kekhilafan atau ketidak sempurnaan.
2. Skoring
Memberi skoring (nilai) terhadap item-item variable yang telah ada.
3. Koding
Agar mudah dalam pelaksanaan analisis, maka dalam instrumen pengumpulan data perlu dibuat kode, supaya tidak terjadi kesimpang siuran dalam penafsiran. Dengan cara ini peneliti menggunakannya untuk pengklasifikasian data penelitian.
4. Tabulating
Proses penyusunan data dalam bentuk tabel yang berdasarkan kategori atau klasifikasi untuk kepentingan analisis. (Koentjaraningrat. 1997: 280).
b. Penerapan data dan rumus
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh efektifitas metode sorogan Al-Qur’an terhadap motivasi hafalan santri pondok pesantren roudlotul qur’an darul falah III, maka penerapan data yang sesuai dengan penelitian berdasarkan jenis data variable penelitian ini adalah menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
x 100 %
Keterangan :
F : Frekwensi yang sedang dicari prosentasenya
N : Banyaknya responden
P : Angka prosentase
Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga mencari pengaruh (x dan y) menggunakan analisis Statistic Regresi sederhana. Adapun rumus sebagai berikut:
y = a - bx
Keterangan:
y : subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
x : subjek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu
a : harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
b : angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan varisbel dependen yang didasarkan pada perubahan variable independent bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
(sugiono, 2007 : 261)
Kemudian untuk mencari harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut :
(Σу1)(ΣXi ²) - (Σx1)(ΣxiYi)
a =
nΣxi 2 – (Σxi)2
n Σx i у i – (Σxi) (Σуi)
b =
n Σxi2 – (Σx i)
(sugiono, 2007 : 262)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits terhadap motivasi belajar siswa, maka penulis akan mengadakan analisis data secara kuantitatif.
Dengan melihat pada bab sebelumnya bahwa proses pengmpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket yang disebarkan pada sejumlah responden. Kemudian setelah data terkumpul, peneliti berusaha untuk menganilisis sehingga data tersebut dapat dibuktikan dengan hipotesis yang telah direncanakan.
Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipotesis. Akan tetapi sebelum data analisis perlu diadakan penskoran dengan penjelasan bahwa skor tertinggi pada efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits adalah 40, sedangkan skor terendah adalah 10 dan untuk variabel motivasi belajar siswa skor tertinggi adalah 40, sedangkan skor terendah adalah 10.
Berkaitan dengan skor di atas, maka dibuat pengklasifikasian untuk variabel efektitifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits sebagai berikut :
• 31 – 40 : Dikategorikan tinngi
• 21 – 30 : Dikategorikan sedang
• 10 - 20 : dikategorikan rendah
Sedangkan untuk variabel motivasi belajar siswa pengklasifikasiannya sebagai berikut :
• 31 – 40 : Dikategorikan tinggi
• 21 - 30 : Dikategorikan sedang
• 10 - 20 : Dikategorikan rendah
Dalam pembahasan di atas dikemukakan bahwa data yang diperoleh dari angket disebarkan kepada 32 responden.
1. Analisa tentang efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits.
Adapun skor datanya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Skor efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits
N0 SKOR NO SKOR
1 35 17 17
2 36 18 32
3 34 19 39
4 19 20 34
5 28 21 29
6 29 22 28
7 36 23 35
8 29 24 29
9 34 25 26
10 18 26 29
11 33 27 36
12 36 28 37
13 19 29 33
14 26 30 25
15 34 31 35
16 34 32 29
Dari data penskoran efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits seperti tercantum dalam tabel 4.1 maka dapat diketahui bahwa skor tertinggi adalah 39 dan skor terendah adalah 17.
Untuk memberikan kriteria penilaian berdasarkan pada prosentase digunakan rumusan sebagai berikut :
P =
Keterangan :
P : Angka prosentase
F : Frekwensi yang sedang dicari prosentasenya
N : Banyaknya responden
Adapun kriteria penilaian berdasarkan pada prosentase seperti yang tercantum pada tabel berikut :
Tabel 4.2 :Distribusi frekwensi nilai efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits.
Interval skor Frekwensi Posentase Kategori
10 - 20 4 12, 5 % Rendah
21 - 30 11 34,375 % sedang
31 -40 17 53,125 % Tinggi
N 32 100 %
Dari data tersebut di atas dengan mengacu pada prosedur pengklasifikasian dan pengkategorian pada tabel 4.2 terlihat bahwa yang mendapat nilai antara 10 – 20 adalah 4 siswa, antara 21 – 30 adalah 11 siswa, dan antara 31 – 40 adalah dalam hal ini nilai terendah 17 dan tertinggi 39.
Dari perhitungan prosentase tabel 4.2 maka dapat disimpulkan bahwa efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits 12,5 % yang memiliki efektifitas rendah, 34, 375 % memiliki efektifitas sedang, 53, 125 % memiliki efektifitas tinggi. Sehingga dapat kesimpulan bahwasannya efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits tergolong tinggi.
2. Analisis tentang motivasi belajar siswa sebagai berikut :
Tabel 4.3
Skor motivasi belajar siswa
NO SKOR NO SKOR
1 35 17 18
2 35 18 37
3 34 19 33
4 31 20 26
5 34 21 25
6 32 22 21
7 33 23 27
8 22 24 28
9 32 25 25
10 18 26 21
11 34 27 21
12 28 28 35
13 30 29 31
14 28 30 34
15 35 31 29
16 31 32 28
Dari data nilai rata-rata angket tentang motivasi belajar siswa yang telah tercantum pada tabel 4.3 dapat ditemukan bahwa nilai tertinggi adalah 37, sedang nilai terendah adalah 18.
Tabel 4.4
Distribusi frekwensi nilai rata-rata motivasi belajar siswa.
Interval skor Frekwensi Prosentase Kategori
10 -20 2 6,25 % Rendah
21 -30 12 37, 5 % Sedang
31 -40 8 56,25 % Tinggi
N 32 100 %
Dari perhitungan prosentase tabel 4.4 maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa 6,25 % yang memiliki efektifitas rendah, 37,5 % memiliki efektifitas sedang, 56,25 % memiliki efektifitas tinggi. Sehingga dapat kesimpulan bahwasannya efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits tergolong tinggi.
3. Analisa tentang pengaruh efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits terhadap motivasi belajar siswa.
Setelah melalui beberapa tahap diatas, maka proses akhir sampai analisa statistik data metah secara keseluruhan dimasukan dalam tabel persiapan perhitungan produk moment dengan ketentuan sebagai berikut :
Skor tabel efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits dilambangkan dengan “X”, sedangkan skor total motivasi belajar siswa dilambangkan dengan “Y”.
Tabel 4.5
Pengaruh efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di MTsN Megaluh Jombang.
NO x y x^2 y^2 xy
1 35 35 1225 1225 1225
2 36 35 1296 1225 1260
3 34 34 1156 1156 1156
4 19 31 361 961 589
5 28 34 784 1156 952
6 29 32 841 1024 928
7 36 33 1296 1089 1188
8 29 22 841 484 638
9 34 32 1156 1024 1088
10 18 18 324 324 324
11 33 34 1089 1156 1122
12 36 28 1296 784 1008
13 19 30 361 900 570
14 26 28 676 784 728
15 34 35 1156 1225 1190
16 34 31 1156 961 1054
17 17 18 289 324 306
18 32 37 1024 1369 1184
19 39 33 1521 1089 1287
20 34 26 1156 676 884
21 29 25 841 625 725
22 28 21 784 441 588
23 35 27 1225 729 945
24 29 28 841 784 812
25 26 25 676 625 650
26 29 21 841 441 609
27 36 21 1296 441 756
28 37 35 1369 1225 1295
29 33 31 1089 961 1023
30 25 34 625 1156 850
31 35 29 1225 841 1015
32 29 28 841 784 812
JML 909 874 28591 26364 26934
Dari tabel diatas dapat diperoleh bahwa X= 909, Y= 874, X2= 28591, Y2= 26364, XY= 26934, kemudian dimasukkan dalam rumus produk moment
rxy =
B. Pengujian hipotesis
Dalam bab awal diajukan secara teoritis terhadap permasalahan diatur dalam benttuk hipotesis, sebagai tindak lanjut untuk mebuktikan kebenarannya, maka hasil yang diperoleh berdasarkan statistik denagan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis Ho dan Ha
a. Ho, tidak ada pengaruh antara efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur'an hadits terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII MTsN Megaluh Jombang
b. Ha, ada pengaruh antara efektifitas maetode hafala bidanng studi Al-Qur'an hadits terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII MTsN Megaluh Jombang
2. Menetukan taraf signifikan
(α =5% =0,349, 1% =0,449)
3. Menentukan kriteria pengujian hipotesa
Ho = diterima jika r hit < r tabel
Ha = di tolak jika r hit > r tabel
Untuk menguji hipotesis diperlukan tehnik analisa data dengan rumus t tes sebagai berikut :
Berdasarkan uji signifikan ternyata r hit lebih besar dari r tabel untuk taraf kesalahan 5% dan 1%. Adapun r hit 7, 349716898 dan untuk taraf signifikan 5% = 0,349 dan taraf signifikan 1% jadi Ho ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur'an Hadits terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII MTsN Megaluh Jombang.
C. Pembahasan.
Untuk menjawab rumusan masalah pertama yang berbunyi bagaimana efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits dapat diketahui bahwa 32 responden rata-rata mendapat nilai 4/12,5 %, sebanyak 11/34,375% sedang dan untuk kategori tinggi 17/53,125 %.
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yang berbunyi tentang motivasi belajar siswa dapat diketahui dari 32 responden yang mendapat skor dalam kategori tinggi 18/56,25% yang mendapat nilai sedang 12/37,5% dan yang mendapat nilai dalam kategori rendah adalah 2/6,25%.
Sedang untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga, yaitu pengaruh efektifitas metode hafalan bidang studi Al-Qur’an Hadits kelas VIII dapat diketahui dari r hitung 0,801832336 yang jumlahnya lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,349.
Dengan demikian hasil 0,801832336 taraf signifikan 5% dapat dijawab bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh efektifitas metode hafalan terehadap motivasi belajar siswa kelas VIII MTsN Megaluh Jombang
Senin, 07 Desember 2009
PENGARUH INTENSITAS PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH TERHADAP KEBIASAAN HIDUP SEHAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak-anak merupakan tunas bangsa yang masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik aspek fisik, rohani (mental) maupun aspek sosialnya. Oleh karena anak perlu mendapatkan perhatian mulai sedini mungkin, sehingga dikemudian hari dapat diharapkan menjadi manusia yang berguna dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, agama, nusa, bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta.
Sasaran utama pembangunan jangka panjang adalah terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang aras kekuatan sendiri menuju masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam tujuan dan arah pembangunan terkandung usaha membangun manusia-manusia pembangunan yang mampu membangun dirinya dan bangsanya di hari esok, percaya pada diri sendiri, dapat memperbaiki kehidupannya dan memiliki kemampuan serta sikap yang diperlukan untuk mengubah nasibnya.
Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dikatakan juga dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 3 menyatakan sebagai berikut :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bagsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, capak, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.(Sisdiknas, 2006 : 76)
Kemudian dipertegas lagi dengan konsep Islam secara umum bahwa manusia itu harus melakukan perubahan yang dimulai dari dirinya sendiri. Hal ini telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra'du Ayat : 11, yang berbunyi sebagai berikut :
ان الله لايغير ما بقوم حتى يغيرو ا ما بانفسهم
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum hingga mereka merubah nasibnya sendiri “. (Al-Qur’an dan Terjemahan, Depag RI : 370).
Maka perhatian terhadap anak itu tidak boleh diabaikan. Karena mereka nantinya akan menjadi generasi penerus perjuangan bangsa sekarang dan akan datang. Pembinaan dan pemeliharaan terhadap generasi penerus ini haruslah dimulai dari awal dan paling dasar pada tingkat pengertian tentang kesehatan diri. Yang itu kita mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas. Dan dilakukan oleh pihak sekolah dan keluarga dengan sebaik-baiknya, agar generasi ini dapat dijadikan modal yang berharga dalam pembangunan.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam pembangunan tidak terlepas dari dua faktor yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya yaitu faktor pendidikan dan kesehatan. Karena kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan itu berhasil, sebalikanya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung terciptanya peningkatan status kesehatan seseorang. Maka Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai derajat yang setinggi-tingginya. Hal ini sejalan dengan konsep Badan Kesehatan Dunia WHO melalui gerakan Global School Health Initiative yang saat ini tengah bergema di seluruh dunia (Tim Pembina Kesehatan Sekolah Prop. Jatim, 2004 : 12).
Dalam konsep Islam juga ditegaskan bahwa kebersihan itu hendaklah selalu dijaga karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Muddatsir Ayat : 4 dan Surat Al-Baqarah Ayat : 168, yang berbunyi sebagai berikut:
و ثيا بك فطهر
Artinya : “Dan pakaianmu bersihkanlah”. (Al-Qur’an dan Terjemahan, Depag RI : 992).
يا ايها الناس كلو امما فى الارض حللا طيبا
Artinya :
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”. (Al-Qur’an dan Terjemahan, Depag RI : 41).
Kemudian ditegaskan lagi oleh Menkes Siti Fadilah Supari ketika membuka Rapat Kerja Nasional Usaha Kesehatan Sekolah (Rakernas UKS) ke-7 di Solo Tanggal 3 Desember 2004, yang mengatakan bahwa UKS bukan hanya dilaksanakan di Indonesia, tetapi dilaksanakan di seluruh dunia. Karena itu Organisasi Kesehata Dunia WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat. Lebih lanjut ditegaskan bahwa masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri.
Dan pada usia SLTP dan SMU (remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku beresiko seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tidak di ingini, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual tertentu HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, kecelakaan dan trauma lainya. Seperti yang telah ditemukan di rumah sakit ketergantungan obat Jakarta, melaporkan bahwa dari penderita yang umumnya berusia 15 – 24 tahun, kebanyakan dari mereka masih aktif di sekolah SLTP, SLTA, atau Perguruan Tinggi (Lydia Harlina Martono, dkk. 2006 : 1). Ini menunjukkan bahwa perlu ada pengawasan ekstra dari sekolah, keluarga dan pemerintah melalui kegiatan UKS di sekolah-sekolah/madrasah-madrasah.
Hal senada juga dikemukakan oleh Sekretaris Tim Pembina UKS Pusat Widaninggar, yang mengatakan UKS merupakan program yang wajib dilaksanakan di sekolah, namun belum semua sekolah melaksanakan dengan baik. Paleksanaan UKS terbentur pada persoalan tenaga guru yang belum dilatih untuk melaksanakan kegiatan tersebut (http://WWW.Blogger.com).
Sehingga jelas bahwa usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu yang kita anggap penting dalam melaksanakan dan mencapai harapan dengan jalan memasyarakatkan sikap, tingkah laku dan kebiasaan hidup sehat.
Menurut pengamatan peneliti bahwa pelaksanaan usaha kesehatan sekolah harus lebih ditingkatkan lagi dan mungkin bisa juga dijadikan sebagai salah satu kegiatan ekstra kulikuler siswa. Dengan demikian apabila tercipta lingkungan hidup sekolah yang sehat akan terbentuk semangat belajar yang tinggi, angka absen akan semakin menurun, dan minat belajar siswa meningkat, serta menghasilkan anak didik yang sehat, kuat jasmani dan rohaninya. Sehingga dalam hal ini peneliti mengambil judul “PENGARUH INTENSITAS PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH TERHADAP KEBIASAAN HIDUP SEHAT SISWA MAN 1 JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008”.
B. Rumusan Masalah
Agar lebih mudah dalam pemecahan masalah yang penulis ajukan, maka penulis uraikan kedalam beberapa sub problem yang mendukung problematik. Adapun sub problem tersebut dapat dirumuskan dalam rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah intensitas pelaksanaan UKS di MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008?
2. Bagaimanakah kebiasaan hidup sehat siswa MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008?
3. Bagaimanakah pengaruh intensitas pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah dan kebiasaan hidup sehat yang ada di MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah di kemukakan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui intensitas pelaksanaan UKS di MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008.
2. Untuk mengetahui kebiasaan hidup sehat siswa MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008.
3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan usaha kesehatan sekolah dan kebiasaan hidup sehat yang ada di MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu yang dianggap benar untuk alasan atau mengutarakan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan.
Hipotesis adalah jawaban sementara rumusan masalah penelitian. Di katakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2001 : 39).
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis pada hakekatnya adalah kesimpulan yang sifatnya sementara dan belum valid. Namun walaupun sifatnya sementara hipotesis tidak boleh begitu saja dilontarkan. Hipoteis yang akan di buktikan secara empirik dalam penelitian ini adalah :
Ha : Terdapat pengaruh intensitas pelaksanaan usaha kesehatan sekolah terhadap kebiasaan hidup sehat siswa MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008.
Ho : Tidak terdapat pengaruh intensitas pelaksanaan usaha kesehatan sekolah terhadap kebiasaan hidup sehat siswa MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Merupakan sembangan pemikiran ilmiah untuk dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman untuk lebih meningkatkan pelaksanaan program UKS berikutnya.
2. Secara Praktis
Sebagai informasi kepada masyarakat bahwa pelaksanaan UKS sangat penting demi suksesnya program pembangunan di bidang kesehatan.
F. Batasan Operasional Variabel
Agar masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini terarah pada sasaran yang telah ditentukan, maka peneliti akan memberikan batasan-batasan yang ada pada judul tersebut diatas, yaitu :
1. Intensitas adalah kemampuan/kekuatan/gigih – tidak hanya kehebatan (Pius A. Partanto, dkk, 1994 : 265). Pelaksanaan adalah suatu kegiatan yang berusaha membina dan mengembangkan serta meningkatkan kebiasaan hidup sehat dan derajat kesehatan para peserta didik yang dilaksanakan melalui program pendidikan MAN 1 Jombang. Intensitas Pelaksanaan Usaha kesehatan sekolah adalah merupakan salah satu bentuk kemampuan siswa dalam kegiatan yang berusaha untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan dirinya sendiri sedini mungkin, yang dilakukan secara terpadu oleh empat departemen terkait serta seluruh jajarannya, adapun landasasnnya adalah SKB 4 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (Tim Pembina UKS Pusat, 1999 : 1).
Adapun indikator intensitas pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah yang harus dilakukan oleh peserta didik baik itu dilaksanakan di sekolah atau di lingkungan kehidupannya sehari-hari adalah :
a) Latihan keterampilan/PMR
b) Pembentukan peran serta aktif
c) Pembinaan melalui osis
d) Sarana keteladanan di lingkungan sekolah
e) Pemeriksaan kesehatan oleh petugas
f) Pengukuran tinggi badan
g) Penimbangan berat badan
h) Observasi kesehatan anak-anak setiap harinya
i) Pencegahan penularan penyakit menular
j) Pembinaan dan pengawasan kebersihan lingkungan
k) Pengobatan ringan
l) Pertolongan pertama di sekolah
m) Rujukan ke medis untuk mengurangi rasa sakit
n) Kasus kecelakaan dan Kasus keracunan
o) Kondisi yang membahayakan
p) Penyakit yang khusus
q) Penanganan kasus anemi gizi
2. Kebiasaan hidup sehat adalah suatu sikap atau pola tingkah laku yang sudah terlatih sehingga menjadi sikap atau tingkah laku yang tidak di dasari. Yang itu akan menjadi corak hidup untuk memperhatikan kesehatan, baik itu kesehatan badan dan rohani (mental) dan kesehatan sosial, serta bukan hanya keadaan yang bebas dari cacat dan kelemahan (Sonya Poernama, 1981 : 8). Ada pula yang mengatakan bahwa hidup sehat itu adalah suatu pola tingkah laku dalam kehidupan seseorang yang secara tidak disadari selalu memperhatikan unsur-unsur kesehatan badan, rohani dan sosial. Adapun indikator kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut :
a) Membiasakan menjaga kebersihan lingkungan.
b) Membiasakan diri untuk mematuhi prinsip-prinsip kesehatan.
c) Makan, minum, tidur, bekerja dan beristirahat secara teratur.
d) Sadar terhadap pentingnya kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi yang dimaksud dalam judul pengaruh intensitas pelaksanaan usaha kesehatan sekolah terhadap kebiasaan hidup sehat siswa MAN I Jombang, penulis bermaksud mempelajari sejauh mana pengaruh yang ada dari pelaksanaan usaha kesehatan sekolah. Hingga dapat mengubah tingkah laku siswa dengan tanpa disadari selalu memperhatikan unsure-unsur kesehatan dan usaha kesehatan sekolah benar-benar bermanfaat bagi kehidupan di sekolah, keluarga dan lingkungan masyarak dalam kehidupan sehari-hari.
G. Sistematika Pembahasan
Selama penyusunan skripsi ini dibahas beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDUHULUAN
Dalam bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, batasan operasional variabel , sistematika pembahasan yang dimaksudkan sebagai pengantar untuk memasuki bab-bab berikutnya.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Dalam hal kajian pustaka ini pembahasan tentang usaha kesehatan sekolah, kebiasaan hidup sehat dan pengaruh pelaksanaan usaha kesehatan sekolah terhadap kebiasaan hidup sehat.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini memuat rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Yang menerangkan deskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasan.
Bab V : PENUTUP
Merupakan bab yang berisi kesimpulan dan pembahasan akhir serta merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang terdapat pada bab pendahuluan. Bab ini juga berisi saran-saran dari penulis yang merupakan akhir dari penulisan skripsi ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembahasan Tentang Usaha Kesehatan Sekolah
1. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah
Sebelum penulis menguraikan lebih jauh tentang pengertian usaha kesehatan sekolah, maka perlu terlebih dahuli penulis arti usaha dan kesehatan sebagai berikut :
a) Pengertian usaha adalah suatu bentuk kegiatan yang harus dilakukan oleh seseorang yang muncul dari dirinya atau orang lain, baik itu ditujukan untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, bahkan untuk kelompok.
b) Arti Kesehatan
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Karena itu sudah menjadi kewajibannya untuk mengendalikan dan mengarahkan faktor-faktor tersebut sehingga makna yang diharapkan dari hidupnya dapat tercapai. Salah satu faktor tersebut adalah kesehatan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI), misalnya, dalam Musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai “ketahanan jasmani, ruhani, dan sosial yang dimiliki manusia, sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan-Nya), dan memelihara serta mengembangkannya” (Quraish Shihab, 2007 : 242).
Sehat dalam pandangan agama bukan hanya bebas dari penyakit atau cacat jasmani, tetapi juga ruhani. Islam memperkenalkan istilah "afiat" yang pada hakikatnya menggambarkan berfungsinya seluruh potensi jasmani dan ruhani manusia sehingga mampu mencapai tujuan kehadirannya di pentas bumi ini. Manusia yang sehat adalah "manusia yang sejahtera dan seimbang jasmani dan rohaninya secara berlanjut dan bardaya guna."
Di sini kita bertemu dengan petunjuk-petunjuk agama yang berkaitan langsung dengan pemeliharaan kesehatan serta penyegahanpenyakit :
1) Mukmin yang kuat lebih utama di sisi Tuhan dari pada mukmin yang lemah.
2) Berobatlah, karena sesungguhnya Tuhan tidak menurunkan penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya.
3) Kebersihan adalah separuh iman.
4) Mandi merupakan keharusan bagi setiap Muslim dalam tujuh hari, (dia harus) membersihkan rambut dan badannya. (QuraishShihab, 1994 : 293-294).
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang panjang dan pendeknya usia, digunakannya bentuk plural (Kami) untuk menunjuk kepada Tuhan, yang tercantum dalam firman-Nya dalam Surat Yaasin Ayat : 68, yang berbunyi sebagai berikut :
ومن نعمره ننكسه فى الخلق افلا يعقلون
Artinya :
"Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya (kembali menjadi lemah dan kurang akal). Maka apakah mereka tidak memikirkan"? (Al-Qur’an dan Terjemahan, Depag RI: 713).
Dalam pemahaman lain maka penyusunan program kesehatan disekolah sangatlah tergantung pada definisi sehat yang ada. Apabila sehat didefinisikan sebagai sehat jasmani maka pendidikan kesehatan akan membahas masalah yang berkaitan dengan fisik saja, apabila kesehatan itu meliputi jasmani, rohani dan sosial maka pendidikan social juga akan meliputi fisik, psikhis dan sosial yang termasuk juga kesehatan lingkungan.
Kesehatan seseorang sangatlah dipengaruhi adanya interaksi timbal balik jasmani sesorang dengan lingkungannya, pelayanan kesehatan yang diterima dan tingkah laku serta asal keturunannya, hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam undang-undang pokok kesehatan No : 9 tahun 1960 bab I pasal 2 yang berbunyi :
“Yang dimaksut dengan kesehatan dalam undang-undang ini adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan social, dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan” (Juli Soemirat Slamet, 2000 : 4).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk hidup sehat secara fisik (jasmani), rohaniah dan social. Hal tersebut juga terungkap dalam Bab V pasal 45 Undang-Undang tentang Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik (anak sekolah) dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal untuk menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas (Depkes RI 1994). Kesehatan, R.I. (1994) Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kesehatan. Jakarta : Yayasan Bakti Sejahtera Korpri Unit Depkes.
Usaha pembinaan dan pengembangan kebiasaan hidup sehat dilakukan secara terpadu, baik melalui program pendidikan di sekolah, mata pelajaran olah raga dan kesehatan yang dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan kurikuler atau usaha-usaha lain yang dilaksanakan oleh masyarakat sekolah.
c) Pengertian Pendidikan Kesehatan di Sekolah
Pendidikan kesehatan di sekolah adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental dan social melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan yang diperlakukan bagi perananya di masa yang akan datang (Tim Pembina UKS Pusat, 1999 : 18 ).
Pendidikan kesehatan disekolah ialah pendidikan yang bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kesehatan bagi peserta didik supaya terjadi tingkah laku dan kebiasan hidup sehat pada diri peserta didik. Pendidikan ini akan menjadi stimulan bagi anak untuk mengunakan pengetahuan dan keterampilannya tentang kesehatan agar tetap sehat dengan cara selalu menghindarkan diri dari keadaan yang membahayakan bagi dirinya dan selalu mengembangkan kebiasan-kebiasaan hidup sehat.
Dengan demikian tujuan dasar yang ingin dicapai dengan pendidikan kesehatan disekolah ialah menanamkan kebiasaan- kebiasan hidup sehat pada anak didik agar ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya dan lingkungan hidup, dan ikut aktif bersama-sama dalam usaha-usaha kesehatan umumnya.
Karena pendidikan kesehatan adalah tugas terpenting darp para petugas kesehatan. Terlalu penting untuk hanya ditanggulangi dan dikerjakan oleh segelintir orang yang namanya para pendidik kesehatan, inspektur kesehatan, dan petugas kunjungan rumah. Pendidikan kesehatan harus dilakukan bersama baik kolompok, pemerintah, masyarakat maupun terhadap perorangan. (Jelliffe, 1994 : 139).
d) Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah
Karena sasaran akhirnya segala usaha kesehatan adalah anak disekolah, maka segala bentuk usaha tersebut hendaklah bersumberkan pada program usaha kegiatan sekolah.
Adapun pengertian usaha kesehatan sekolah secara umum adalah usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah yang meliputi anak didik, guru dan karyawan sekolah, serta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama.
Departemen Kesehatan RI mengartikan bahwa usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan disekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungannya sebagai sasaran utama.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengartikan bahwa usaha kesehatan sekolah adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah.
Sedangkan dr. Indan Endang mangatakan bahwa usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu : anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya (http://www.Blogger.Com).
Mengingat besarnya peranan usaha kesehatan sekolah dalam membawa misi kesehatan masyarakat tunas bangsa maka secara organisatoris usaha kesehatan sekolah mendapat binaan dari departemen pendidikan dan kebudayaan dan secara fungsionalis mendapat binaan dari departemen kesehatan.
2. Dasar Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha kesehatan sekolah dilaksanakan disekolah-sekolah dengan anggapan dari departemen kesehatan sebagai berikut :
a) Dengan adanya sekolah dasar inpres.
b) Masyaakat sekolah merupakan masyarakat yang terorganisir, sehingga mudah dicapai dalam rangka pelakasanaan usaha kesehatan masyarakat.
c) Anak-Anak peka pada pendidikan pada umumnya, karena dalam usia ini anak sekolah berada dalam pertumbuhan dan perkembangan, sehingga mudah dibina dan dibimbing.
d) Pusat kesehatan masyarakat yang tersebar ditiap-tiap kecamatan dapat membina dan melayani usaha-usaha kesehatan masyarakat ini telah di jalankan pada sekolah-sekolah yang berada diwilayahnya (Sonya Poernomo, 1981 : 27)
Pemerintah akan mengalakan program usaha kesehatan sekolah dikarenakan hal itu selaras dengan konsep badan kesehatan dunia WHO melalui gerakan global School health initiative yang saat ini tengah bergema diseluruh dunia. Oleh karena itu mari kita hidupkan kembali usaha kesehatan sekolah disekolah-sekolah dengan semangat baru yang tidak saja memberikan pendidikan kesehatan disekolah, tetapi juga mendekatkan anak pada akses pelayanan kesehatan. Telah kita ketahui bersama selama ini, program UKS sudah berjalan tetapi mengalmi pasang surut. UKS belum optimal dilaksanakan karena faktor-faktor penghambat seperti sarana prasaran terbatas dan tenaga UKS yang masih belum terlatih.
Hal senada disampaikan oleh Syafii (suara karya online) UKS merupakan program bersama antara departemen kesehatan, departem pendidikan nasional, departemen dalam negeri dan departemen agama. Yang harapannya UKS disetiap sekolah diharapkan membuat perubahan prilaku pada siswa seprti prilaku hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan keputusan empat menteri, tentang UKS – 2004 : dijelaskan pada pasal 2 : tujuan usaha kesehatan sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi peserta didik dengan meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat serta derajad kesehatan perserta didik maupun warga belajar dan menciptakan lingkungan sehat. Sehingga memingkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis, optimal dalam rangka pembentukan mausia seutuhnya.
Pasal 3 : Sasaran langsung usaha kesehatan sekolah adalah peserta didik disekolah/suatu pendidikan luar sekolah, guru, pamong belajar, pengelola pendidikan lainnya, pengelola kesehatan dan masyarakat.
3. Maksud dan Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
Penekanan UKS adalah mengenai bagian cara kita merencanakan dan melasanakan program UKS sebagaimana mestinya karena itu demi tercapainya tujuan akhir dari pada UKS supaya para pelaksana harus selalu dibina, baik dalam hal teknis maupun dari segi metode dalam mencapai UKS yang berhasil. Oleh Karena itu, dalam hal ini para pelaksana harus selalu di motifasi untuk mencapai tujuan tersebut dengan berbagai cara sehingg mereka-mereka merasa puas dan bangga apabila dapat mencapai tujuan akhir UKS.
Adapun tujuan UKS adalah sebagai berikut :
a) Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi anak didik dengan meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik, maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.
b) Tujuan Khusus
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakupi :
1) Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif didalam usaha peningkatan kesehatan.
2) Sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial.
3) Memiliki daya hayat dan daya tangkap, antisipasi terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan narotika, obat-obatan dan bahan berbahaya, ahkohal (minuman keras), rokok dan bahan berbahaya lainnya (Tim Pembina UKS Pusat, 1999 : 2-3).
4. Program Usaha Kesehatan Sekolah
Dalam meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin. Yang itu di lakukan oleh pemerintah, sekolah/madrasah dan masyarakat. Tetapi lebih efektifnya sekolah/madrasah yang melakukan kegiatan seperti usaha kesehatan sekolah (UKS). Hal ini telah dicanangkan oleh pemerintah pusat untuk membantu penangulangan kesehatan anak-anak Indonesia melalui sekolah/madrasah.
Program kegiatan UKS yang telah di canangkan melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah/madrasah yang sehat (TRIAS UKS), sebagai berikut :
a) Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehata adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik maupun mental dan sosial melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/latihan yang diperlukan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Dengan tujuan agar peserta didik memiliki :
1) Pengetahuan tentang ilmu kesehatan termasuk cara hidup sehat dan teratur.
2) Nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
3) Kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan sayarat kesehatan.
4) Kemampuan untuk melaksanakan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan kesehatan disekolah/madrasah/pondok pesantren dilaksanakan oleh :
1) Guru pendidikan jasmani dan kesehatan.
2) Kuru kelas.
3) Guru Pembina UKS.
4) Kepala sekolah/madrasah.
5) Pembina pondok pesantren (Tim Pembina UKS Prop Jawa Timur, 2004 : 12)
b) Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan sekolah/madrasah dan pondok pesantren adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap perserta didik dan lingkungannya adapun kegiatannya meliputi :
1) Peningkatan kesehatan (Promotif) dilakukan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'a, Surat Al-Baqarah Ayat 195, yang berbunyi sebagai berikut :
وانفقوا في سبيل الله ولاتلقوا بايد يكم الى التهلكة واحسنوا ان الله يحب المحسنين
Atitinya :
"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al—Qur’an dan Terjemahan, Depag RI : 47).
Dalam ayat ini kita sebagai manusia dilarang merusak diri baik jasmani maupun rohani, dalam artian kewajiban memelihara kesehatan dan meningkatkannya. Dengan tujuan dan bentuk kegiatan sebagai berikut :
(a) Tujuannya adalah meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk menjalankan tindakan hidup sehat serta mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat.
(b) Bentuk kegiatannya yaitu :
• Melakukan latihan keterampilan dilaksanakan secara ekstra kurikuler disekolah dan latihan PMR.
• Kegiatan pembentukan peran serta aktif seperti kegiatan dokter kecil, pembinaan melalui osis.
• Pembinaan terhadap sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah, seperti warung sekolah yang memenuhi sarat dengan menghidangkan masakan dan minuman yang benilai gizi, lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari faktor pembawa penyakit serta keteladanan dalam bentuk kebersihan perorangan.
2) Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyajit. Dengan tujuan dan bentuk kegiatan sebagai berikut :
(a) Tujuan adalah meningkatkan daya tahan manusia serta mencegah terjadinya kelainan/kecacatan.
(b) Bentuk kegiatan
• Pemeriksaan kesehatan oleh petugar kesehatan secara berkala, baik yang bersifat umum maupun pemeriksaan khusus seperti menelaah kasus TBC, kusta, patek dan gigi.
• Mengikuti pertumbuhan badan anak didik dengan secara berkala melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, serta observasi harian mengenai kesehatan badan anak-anak yang dapat dilakukan oleh tenaga guru dibantu peserta didik dengan maksud mengenal kelainan sedini mungkin.
• Usaha pencegahanpenularan penyakit dengan jalan membrantas sumber infeksi, pembinaan dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
3) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitattif) dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat dapat berfungsi optimal. Dengan tujuan dan bentuk kegiatan sebagai berikut :
(a) Tujuan adalah menghentikan proses penyakit dan mencegah timbulnya komplikasi penyakit maupun untuk mengembalikan, meningkatkan kemampuan peserta didik yang telah cidera karena sakit agar dapat berfungsi kembali secara maksimal.
(b) Bentuk kegiatan
• Pengobatan ringan dan pertolongan pertama di sekolah.
• Rujukan medis untuk mengurangi rasa sakit penderita, kasus kecelakaan, keracunan atau lain kondisi yang membahayakan nyawa dan untuk kasus penyakit yang khusus.
• Penanganan kasus anemi gizi ( Tim Pembina UKS Prop Jawa Timur, 2004 : 13-14).
c) Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Lingkungan sekolah/madrasah/pondok pesantren adalah bagian dari lingkungan yang menjadi wadah/tempat pendidikan. Lingkungan sekolah sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh kembangnya perilaku hidup sehat peserta didik serta pengaruh negative yang dapat merusak. Lingkungan sekolah dibedakan menjadi 2 bagian yaitu;
1) Lingkungan fisik, yang meliputi lokasi, halaman, lapangan olehraga, kebun, ruang kelas, ruang kepala sekolah/ madrasah, ruang guru, ruang UKS, ruang koperasi, kamar mandi, tempat wudhu, wc/jamban, kantin/warung sekolah dan sebagainya. Untuk menjaga lingkungan fisik ini maka siswa haruslah di ajarkan dengan contoh-contoh yang benar-benar nyata dalam mebiasakan menjaga kebersihan lingkungan disekolah. Misalnya : mencuci tangan setelah memegang kapur, membuang sampah pada tempatnya, selalu membersikan selokan, kamar kecil/WC bersama-sama pada setiap minggunya, membagi jam piket kebersihan lingkungan sekolah dan di dampingi oleh bapak/ibu guru yang bertigar (Jelliffe, 1994 : 171).
2) Lingkungan non fisik (mental dan soaial), yang meliputi hubungan antara kepala sekolah/madrasah, guru, pegawai sekolah/madrasah, peserta didik, orang tua peserta didik (komite sekolah), masyarakat sekitarnya dan sebagainya ( Tim Pembina UKS Prop Jawa Timur, 2004 : 14-15).
5. Kebijakan Pemerintah dan Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah
Sebagaimana telah diungkapkan diatas bahwa UKS secara organisasi dibawah binaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan secara fungsional dibawah Departem Kesahatan Republik Indonesia. Oleh karena itu UKS merupakan usaha kesehatan di bawah tanggung jawab pemerintah yang menempuh jalan kebijakan untuk pelaksanaannya sebagai berikut :
a) Secara tehnis UKS ditentukan oleh Departemen Kesehatan RI yaitu bagian kesehatan sekolah dan olah raga.
b) Pelaksanaan UKS di daerah mengikuti otonomi daerah secara dekonsentrasi.
c) Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sebagai pangkal UKS di sekolah.
d) Pelaksanaan UKS, petugas kesehatan, guru, orang ua dan warga masyarakat.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI teranggal 29 April 1975 Nomor : 125/IV/Kep/BU/1975, menyebutkan bahwa tanggung jawab pelaksanaan UKS adalah :
1) Tingkat pusat di bawah tanggung jawab sub Direktorat kesehatan sekolah dan oleh raga.
2) Tingkat propinsi di bawah tanggung jawab kordinator UKS tingkat propinsi.
3) Tingkat Kabupaten/Kodya di bawah tanggung jawab kordinator UKS pada dinas kesehatan kabupaten/kody.
4) Tingkat kecamatan di bawah tanggung jawab pusat kesehatan masyarakat sebagai pangkalan UKS.
5) Dan di tingkat desa di bawah pengawasan puskesmas.
Sedangkan Struktur Organisasi Tim Pelaksana UKS di sekolah/madrasah yang telah dibakukan adalah sebagai berikut :
Pembin : Lurah/Kepala Desa (SE Mendagri No. 441.5/20571/PUOD, 4 Juni 1988).
Ketua : Kepala Sekolah/Kepala Madrasah.
Sekretaris I : Guru Penjaskes/Guru Pembina UKS/Guru yang sudah ditatar UKS.
Sekretaris II : Ketua/unsure Pengurus BP3/POMG.
Anggota :
a. Unsur Pengurus BP3/POMG
b. Petugas UKS Puskesmas/Badan Desa
c. Guru Agama/Guru lain yang ditunjuk (Tim Pembina UKS Pusat, 1999 : 4).
Dengan demikian diharapkan pelayanan lebih terjamin dan program UKS yang dikenakan TRIAS akan dapat terlaksana dengan baik.
6. Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Usaha Kesehatan Sekolah
Pelayanan kesehatan dalam rangka UKS diselenggarakan atas dasar konsep pendekatan keistimewaan. Karena perlu dilaksanakan dan dikembangkan dengan bentuk atau pola puskesmas yang di dukung upaya rujuk dan dengan peran serta masyarakat. Puskesmas adalah unit organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan kesehatan, melakukan pembinaan dan juga pelayan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
Kegiatan dalam pelayanan program UKS meliputi :
a) Kegiatan peningkatan (promotof) adalah peningkatan kesehatan yang dilaksanakan melalui penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan, misalnya kebersihan diri dan kebersihan lingkungan sekolah.
b) Kegiatan pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit, misalnya dengan kegiatan olah raga.
c) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal (Tim Pembina UKS Pusat, 1999 : 22-23).
7. Konsep Dana Usaha Kesehatan Sekolah
Dana usaha kesehatan sekolah merupakan kegiatan swadaya masyarakat sekolah guna menjamin pemeliharaan kesehatan peserta didik melalui peningkatan menejemen pendanaan, yang meliputi :
a) Prinsip Dana Upaya Kesehatan Sekolah (DUKS).
b) Komponen Dana Upaya Kesehatan Sekolah.
B. Pengertian Kebiasaan Hidup Sehat
Dari uraian yang telah tersebut diatas maka sebagai tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah terciptanya kebiasaan-kebiasaan hidup sehat di lingkungan anak dan kehidupan sehari-hari.
1. Hidup Sehat
Hidupan sehat adalah suatu pola tingkah laku yang menunjukkan adanya unsur-unsur kesehatan yang telah terulang berkali-kali sehingga menjadi kebiasaan yang mendala, dimana sikap dan tingkah lakunya tadi tidak terlalu melalui pemikiran. Hidup sehat itu harus dilaksanakan dimanapun tempatnya baik di sekolah/madrasah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Untuk melakukan hidup yang sehat itu perlu mengetahui hal-hal yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah/madrasah, lingkungannya sendiri.
Kriteria yang harus di ketahui oleh anak didik dalam menjalankan hidup yang sehat adalah mulai dari memberi pemahaman tentang hal-hal sebagai berikut :
(a) Air bersih
Air mempunyai peran dan manfaat yang sangat penting dan sangat besar bagi kehidupan manusia/makhluk hidup. Air juga dapat berfungsi banyak bagi manusia, mulai dari membersihkan badan, pakaian, dan lain-lain. Ini sesuai firman Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surat Hud Ayat : 52 dan Surat Al-Anfal Ayat : 11, yang berbunyi sebagai berikut :
ير سل السماء عليكم مد راراويزد كم قوةالى قوتكم...
Artinya :
…Allah menurunkan hujanyang sangat deras atas-mu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu … (Al-Qur’an dan Terjemahan, Depag RI : 335).
وينزل عليكم من السماء ماء ليطهر كم به ...
Artinya :
… dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu … (Al-Qur’an dan Terjemahan, Depag RI : 262 )
(b) Perumahan dan perkarangan (lingkungan)
(c) Jamban keluarga/sekolah
(d) Kebersihan makanan dan minuman
(e) Pemeliharaan lingkungan
2. Kebiasaan Hidup Sehat
Kebiasaan hidup sehad adalah suatu pola sikap dan tingkah laku yang tanpa disadari dan selalu memperhatikan norma-norma kesehatan.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa unsur kebersihan dan unsur makan harus selalu diperhatikan dan di jaga dengan baik. Untuk itu kepada anak harus dibekali dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang dasar-dasar hidup sehat.
2. Sikap dan tingkah laku yang baik sehingga mencerminkan unsur dan norma kesehatan.
3. Menanamkan kebiasaan hidup sehat melalui lathan-latihan.
C. Pengaruh Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah Terhadap Kebiasaan Hidup Sehat
Usaha Kesehatan Sekolah adalah suatu kegiatan sekolah yang sengaja direncanakan untuk dilaksanakan disekolah dengan harapan untuk dapat mempengaruhi semua warga sekolah, khususnya anak didik peserta lngkungan hidupnya, yang mengarah pada tujuan UKS yaitu terbentuknya suatu kebiasan-kebiasaan hidup sehat. Adapan faktor yang mempengaruhi kegiatan UKS terhadap kebiasaan hidup sehat dikenal dengan istilah TIRAS yang meliputi :
1. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
2. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan
3. Pelayanan kesehatan disekolah
Kebiasan hidup sehat adalah suatu corak hidup yang menunjukan norma-norma kesehatan. Kebiasan hidup sehat itu akan kelihatan pada sikap anak sebagai berikut :
a. Anak bisa memelihara kebersihan dirinya.
b. Anak terbiasa memelihara lingkungan hidupnya yang meliputi sekolah, keluarga, dan masyarakat.
c. Anak patuh dan taat melaksanakan nasehat guru dan petugas UKS dalam menjaga kesehatan dirinya.
d. Anak dapat menghargai dan mengusahakan makanan sehat.
e. Anak mampu menjadi teladan dalam penciptaan dan pemeliharaan hidup sehat bagi lingkungannya.
Dengan demikian harapan peneliti dalam penelitian usaha kesehatan sekolah dan kebiasaan hidup sehat siswa. Akan terjadi pengaruh yang siknifikan terhadap siawa dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu dalam lingkungan sekolah, keluarga, ataupun masyarakat luas. Penerapan pendidikan kesehatan sekolah akan menemukan hasil yang maksimal. Terutama pada kesadaran peserta didik untuk berperilaku hidup sehat dan menjaga lingkungan sekolah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah strategi yang mengatur latar belakang penelitian agar dalam setiap melaksanakan penelitian diharapkan dapat tercapai hasil yang diinginkan dan secara ilmiah dapat diperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dengan demikian penelitian ini adalah mencari pengaruh pelaksanaan usaha kesehatan sekolah terhadapkebiasaan hidup sehat siswa sehingga penelitian ini adalah penelitian Ex Post Facto. Nama ex post facto, berasal dari bahasa latin yang artinya "dari sesudah fakta", menunjukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable-bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami (Arief Furchan, 2004 : 410).
Sugiyono (2004 : 7) menjelaskan mengenai penelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan hubungam kejadian tersebut.
Sedangkan dalam penelitian ini ada 2 (dua) variabel, yaitu variabel bebas (indipenden) adalah pelaksanaan usaha kesehatan sekolah dan variabel terikat (dependen) yaitu kebiasaan hidup sehat siswa.
Adapun paradigma dalam penelitian ini adalah:
X Y
Keterangan :
X : Intensitas pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
Y : Kebiasaan hidup sehat
Karena itu kegiatan dalam penelitian ini adalah usaha untuk mencari ada dan tidaknya pengaruh pelaksanaan usaha kesehatan sekolah terhadap kebiasaan hidup sehat siswa MAN 1 Jombang Tahun 2007 / 2008.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi.
Populasi adalah Jumlah keseluruhan individu yang dimaksudkan untuk diteliti atau disebut universal (Winarno Surachmad, 1990 : 4). Atau bisa juga disebut keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006 : 130).
Populasi dirumuskan sebagai "semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas (Arief Furchan, 1004 : 193).
Berangkat dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahw populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.
Adapun populasi dalam pengertian ini adalah seluruh siswa MAN 1 Jombang yang berjumlah 690 siswa pada Tahun Pelajaran 2007-2008.
2. Sampel.
Sample adalah dari populasi (Sugiyono, 1005 : 49). Adapun yang dimaksud sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagaian dari individu disebut sample, sample adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasinya. Jumlah sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan.
Atas dasar uraian diatas, maka ditemukan obyek penelitian atau penyalidikan dengan menggunakan tehknik random sampeling, yaitu penelitian terhadap sebagian dari individu tersebut dapat mewakili populasi. Jadi tidak menyelidiki semua anggota populasi melainkan hanya sebagian saja. Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil 10 % dari 690 siswa.
Maka dalam penelitian ini mengunakan sample acak (Random Sampling). Cirri dasar penarikan sample anak adalah bahwa semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan tidak terima untuk dimasukkan kedalam sampel (Arief Furchan, 2004 : 187). Adapun pengertian random sampeling adalah “ suatu cara yang disebut random kalau kita tidak memilih- milih individu yang akan ditugaskan untuk mengisi sampel. (Sutrisno : 171).
Dalam penelitian ini ditetapkan tekhnik random sampeling dengan jenis purposive random sampeling yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Tabel 1
Jumlah Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Presentasi % Jumlah
1. X 240 10% 24
2. XI 262 10% 26
3. XII 188 10% 19
Total 69
C. Instrumen Penelitian
Sebelum peneliti menguraikan tentang prosedur pengembangan instrument, maka terlebih dahulu peneliti menguraikan tentang jabaran dari variabel yang dikembangkan menjadi butir-butir item pertanyaan sehingga terwujud dalam bentuk indikator. Langkah ini tidak lain adalah untuk menjamin agar instrument yang dibuat itu valid.
Adapun jabaran variabel tersebut dalam tabel dibawah ini :
TabeL 2
Indikator Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah Terhadap Kebiasaan Hidup Sehat
Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data Metode
Intensitas Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
Promotif
• Latihan keterampilan
• PMR
• Pembentukan peran serta aktif
• Pembinaan melalui osis
• Sarana keteladanan di lingkungan sekolah
• Kantin sekolah yang memenuhi sarat Siswa Angket
Preventif
• Pemeriksaan kesehatan oleh petugas
• Penyalagunaan narkoba
• Pencegahan penularan penyakit menular
• Pembinaan dan pengawasan kebersihan lingkungan
• Penyimpangan seks Siswa Angket
Kuratif
• Pengobatan ringan
• Pertolongan pertama di sekolah
• Pengadaan obat-obatan
• Rujukan ke medis untuk mengurangi rasa sakit
• Kasus kecelakaan
• Kasus keracunan
• Kondisi yang membahayakan
• Penyakit yang khusus Siswa Angket
Kebiasaan Hidup Sehat • Membiasakan menjaga kebersihan lingkungan.
• Membiasakan diri untuk mematuhi prinsip-prinsip kesehatan.
• Makan, minum, tidur, bekerja, dan beristirahat secara teratur.
• Sadar terhadap pentingnya kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa Angket
Sugiyono (2004 : 84) pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan dengan instrument penelitian yang artinya adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang dialami.
Dari beberapa indicator tersebut diatas, dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan dan pernyataan. Instrument penelitian ini digunakan umengukur penelitian adalah skala likert. Sugiyono (2004 : 73) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dan sangat positif sampai sangat negatif, dan untuk keperluan analisis secara kuantitatif maka jawaban itu harus diberi skor dan sudah tersedia alternative jawaban lainnya.
Variabel pertama tentang pelaksanaan unit kesehatan sekolah dan skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 60, dan skor terendahnya adalah 15, sehingga diperoleh kriteria sebagai :
Tabel 3
Kriteria Skor Pencapaian
Kriteria Skor
Tinggi 61 – 80
Sedang 41 – 60
Rendah 20 – 40
Untuk variabel kedua tentang kebiasaan hidup sehat siswa, pemberian skornya adalah :
a. Angket positif (untuk kriteria favorable no. 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20)
1) Selalu : diberi skor 4
2) Sering : diberi skor 3
3) Kadang-kadang : diberi skor 2
4) Tidak pernah : diberi skor 1
b. Angket negatif (untuk kriteria anfavorable no. 1, 3, 5, 7, 19, 11, 13, 15, 17, 19)
1) Selalu : diberi skor 1
2) Sering : diberi skor 2
3) Kadang-kadang : diberi skor 3
4) Tidak pernah : diberi skor 4
D. Validitas dan Realibilitas Instrumen
1. Validitas
Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, raliabel dan onyektif. Dengan demikian data valid adalah data "yang tidak berbeda antara data yang di laporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian". Ada dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal, yang berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, kemudian validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitia dapat di generalisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2005 : 117).
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan keshohehan suatu instrument (Suharsimi Arikunto, 2006 : 168). Untuk menguji valid atau tidaknya instrument penelitian ini secara empiris dilakukan dengan analisis butir dengan mancari indeks korelasi antara masing-masing item dengan total nilai, maka dalam perhitungannya dengan menggunakan rumus product moment yaitu :
r xy =
Keterangan :
r x y : Angka indek korelasi “r” product moment
N : Jumlah data
∑ x y : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
∑ x : Jumlah seluruh skor x
∑ y : Jumlah seluruh skor y
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena ini sudah baik, sedangkan pengertian reliabilitas adalah menunjuk pada tingkat keteladanan sesuatu artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2006 : 178).
Reliabilitas suatu alat pengukuran adalah derajad keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya. Sifat ini penting dalam segala jenis pengukuran (Arief Furchan, 2004 : 310). Untuk mengetahui reliabilitas atau tidaknya dalam instrument penelitian ini peneliti menggunakan rumus spearman brown. Rumusan ini adalah menganalisa butir pertanyaan yang dikelompokkan menjadi belah dua yaitu ganjil dan genap sebagai berikut :
r 11 =
Keterangan :
r 11 : Reliabilitas instrumen
r ½ ½ : r xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.
Hasil dari rumus tersebut kemudian dikonsultasikan dengan rumus product moment. Bila ( r11 ) lebih kecil dari ( r ) table maka instrument itu tidak reliabel tapi sebaliknya bila r11 lebih besar dari r table maka instrument itu reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan pengumpulan data dalam rangka pengukuran dan pengkajian hipotesis. Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Suharsimi Arikunto, 2006 : 225).
Adapun jenis angket yang digunakan dalan penelitian ini adalah angket tertutup yang bersifat langsung dengan berbentuk multiple choice dengan empat option pilihan. Selain mengunakan angket juga menggunakan metode test langsung dilapangan. Test adalah seperangkat tugas atau pertanyaan yang harus dijawab. Suharsimi Arikunto (2006 : 150) test adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
F. Teknik Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan yang diperoleh terhadap hipotesis yang telah dikemukakan sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan. Dalam hal ini peneliti mengunakan metode analisis statistik yaitu cara mengoleh data yang bersifat kuantitatif berwujud angka-angka.
Adapun langkah-langkah yang diguakan dalam menganalisa data ini Suharsimi Arikunto menegaskan secara garis besarnya bahwa analisa data itu meliputi tiga hal, yaitu :
a. Editing (persiapan) adalah pemeriksaan kembali kelingkapan jawaban yang diperoleh dengan maksud kesempurnaan angket yaitu:
1) Mengecek Nama dan Identitas Data
2) Mengecek Kelengkapan Data
3) Mengecek Macam-Macam Isian Data
b. Coding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban respondent menurut macamnya
c. Scoring adalah memberikan nilai-nilai pada item-item jawab dalam angket dengan skor.
d. Tabulasi adalah Memasukan Data Yang Telah Di Kumpulkan Kedalam Tabel yaitu :
1) Memberiakan Skor
2) Memberikan Kode
3) Mengubah Jenis Data
4) Penerapan Data Sesuai dengan Pendekatan Penelitian
G. Tehnik Analisa Statistik
Untuk menjawab rumusan masalah 1 dan 2 maka digunakan analisis distribusi frekuensi relative dengan prosentase sebagai berikut :
P =
Keterangan :
P : Angka persentase
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
n : Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
Dalam pengujian hipotesis mengunakan teknik korelasi product moment:
r xy =
Keterangan :
r xy : Angka indek relasi “r” product moment
N : Jumlah data
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
∑x : Jumlah seluruh skor x
∑y : Jumlah seluruh skor y
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Data Penelitian
Di dalam bab ini akan dibicarakan pengalaman-pengalaman yang di rasakan sejak mengadakan penelitian sampai selesainya penelitian ini. Semuaini dimaksudkan agar mendapat gambaran yang lebih jelas tentang begaimana jalannya penelitian di laksanakan. Untuk lebih mudahnya maka di susunlah menjadi beberapa fase yaitu fase persiapan, fase pelaksanaan dan laporan data empiris.
1. Fase Persiapan
Pada fase ini ditentukannya obyek yang akan diselidiki dengan mengambil obyek pelaksanaaan penelitian yaitu Pengaruh Intensitas Usaha Kesehatan Sekolah Terhadap Kebiasaan Hidup Sehat Siswa.
Setelah diperiksa dan disetujui oleh Kepala Jurusan Fakultas Tarbiyah dan mendapatkan surat tugas dari Fakultas Tarbiyah. Oleh karena itu penelitian dilaksanakan dengan segera mengadakan kontak dengan sekolah untuk mendapatkan izin dari kepala sekolah.
Dalam fase ini pula persiapan membuat pedoman penelitian yaitu pembuatan desain proposal, pedoman interview, dan angket-angket yang akan dimasukkan ke dalam lapangan penelitian. Hal ini berdasarkan atas hipotesa, interview, angket dan dokumentasi sebagai cara utama dalam pembuktian hipotesa.
Adapum hipotesayang penulis ajukan berbunyi : Bahwa peengaruh intensitas pelaksanaan usaha kesehatan sekolah mempunyai pengaruh positif terhadap kebiasaan hidup sehat siswa. Dengan demikian pedoman dalam interview yang diajukan berpangkal dalam intensitas pelaksanaan usaha kesehatan sekolah dan pengaruhnya terhadap kebiasaan hidup sehat siswa.
2. Fase Pelaksanaan
Setelah mengadakan persiapan-persiapan dan juga persyaratan penerjunan yang berupa surat tugas dari Fakultas dan surat izin dari Kepala Sekolah MAN 1 Jombang.
Maka dengan segera dilaksanakan penerjunan untuk mengali data, dengan jadwal sebagai berikut :
a) Tanggl 7 April 2008 observasi awal dalam rangka mencari petunjuk tentang permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan sekripsi.
b) Tanggal 25 Mei 2008 melakukan terjun lapangan dalam pencarian data-data yang telah dibutuhkan sebagai tindak lanjut dari konsep penelitian dalam proposal skripsi.
c) Tanggal 15 Juni 2008 terjun lapangan dalam pencarian data dengan menyebarkan angket kepada siswa sebagai bahan analisis data.
d) Tanggal 27 Juni 2008 terjun lapangan mencari data dengan interview dengan responden tentang kebenaran penerapan data angket.
e) Tanggal 2 Juli 2008 terjun lapangan mencari data-data tentang usaha kesehatan sekolah dan kebiasaan hidup sehat siswa.
3. Laporan Data Empiris
Dalam bagian ini yang perlu penulis laporkan sebagai data temuan dilapangan adalah :
a) Data Lokasi Sekolah
1) Identitas Madeasah
No Unsur Keterangan
1. Nama Madrasah Madrasah Aliyah Negeri 1 Jombang
2. Status Madrasah Negeri
3. Propinsi Jawa Timur
4. Kabupaten/Kecamatan Jombang
5. Desa/Kelurahan Sengon
6. Kode Pos 61418
7. Alamat Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.2
8. Telp/Fax 0321-861819, Fax. 0321-861819
9. Website Man_jombang@yahoo.co.id
10. E-mail www.man_jombang.cjb.net
11. Tahun berdiri PGAN 6 th 1968, MAN 1990
12. Waktu belajar Pagi
13. Lokasi Madrasah Di dalam kota
14. Jarak ke pusat kecamatan 300 m
15. Jarak ke pusat kota 1 km
16. Status bangunan sekolah Milik Pemerintah
17. Program yang diselenggarakan IPA, IPS, dan Bahasa
2) Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Jombang
Bermula dari lembaga Pendidikan Guru Agama Islam yang didirikan di Desa Plandi Jombang tahun 1967 dan dipersiapkan untuk menjadi sekolah negeri dengan nama PGA 6 tahun Plandi Jombang (Persiapan Negeri).
Pada tanggal 1 Januari 1968 dengan SK Menteri Agama RI Nomor 118 tahun 1968 sekolah tersebut dinegerikan. Kemudian dengan SK Menteri Agama RI nomor 19 tahun 1977 diubah menjadi PGAN Jombang.
Pada tahun 1990, PGAN Jombang dialih-fungsikan menjadi MAN 1 Jombang, dengan keputusan Menteri Agama RI Nomor 64 tahun 1990 tanggal 25 April 1990.
Momentum tanggal 25 April 1990 ditetapkan sebagai hari kelahiran MAN 1 Jombang dan mulai diperingati Dasa Warsa 25 April 2000 dengan berbagai kegiatan yang mendorong pengembangan prestasi keilmuan, kreatif dan seni.
3) Visi, Misi dan Tujuan
(a) Visi
Berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun manusia Indonesia seutuhnya/Insan kamil yang Islami.
(b) Misi
Memberikan kondisi yang kondusif bagi terbentuknya sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlaqulkarimah, cerdas, kreatif, sehat jasmani-rohani, mandiri dan bertanggung jawab.
(c) Tujuan
- Menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
- Menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan IPTEK dan kesenian yang dijiwai ajaran Islam.
- Menyiapkan siswa agar mampu menjadi anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan, timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar yang dijiwai suasana keagamaan.
4) Kegiatan Ekstrakurikuler
- Kursus bahasa inggris, arab dan jepang.
- Computer dan Elektronika
- Tilawatil Qur'an
- Jurnalistik dan Karya Ilmiah
- Paskibraka
- Musik/band dan Teater
- Beladiri : Perkasa Nusantara, Tapak Suci
- Pramuka dan PMR
- Olah Raga
5) Sarana Prasarana Kegiatan Belajar Mengajar
- Ruang belajar yang memadai
- Mushola
- Laboratorium bahasa, IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi), KOmputer, Elektronika dan musik
- Aula, Lapangan Basket, Volly dan sara Olehraga lainnya
- Kantin, Koperasi Sekolah
- Perpustakaan
- UKS Putra-Putri
- Lingkungan yang nyaman
b) Data Perlengkapan UKS
1) Tersedia 2 ruang UKS yang keadaanya baik dan luasnya @ 20 meter persegi.
2) Petugas UKS terdiri dari petugas puskesmas dibantu oleh guru-guru yang sudah di ikutkat penataran tentang UKS, siswa/siswi yang telah di beri pengarahan dan pelatihan UKS (pengurus UKS).
3) Obat-obatan tersedia di UKS, antara lain : obat-obatan P3K ( obat merah, betadine, minyak kayu putih, spalk, bidai, kapas, verband, obat gosok, kassa steril, venarol dan tensoplas), oralit, parasetamol, tetes mata, boorweter dan lain-lain.
4) Alat-alat UKS berupa : tempat tidur dan perlengkapannya, meja kursi, almari arsip, kotak P3K, snelcert, sarana kebersihan, alat ukur berat badan, alat ukur tinggi badan, alat ukur tensi, thermometer, tandu dan lain sebagainya.
5) Pelaksanaan UKS dimulai dari penyusunan program, rapat rutin, penataan ruang UKS, pembenahan administrasi UKS, pendidikan kesehatan pelayanan kesehatan dan kerja bakti lingkungan sekolah atau masyarakat yang telah ditunjuk/diprogramkan.
c) Data Alat Olah Raga/Kesehatan
1) Bola Sepak
2) Lapangan Sepak Bola
3) Bola Voly
4) Lapangan Bola Voly
5) Net Bola Voly
6) Bola Basket
7) Lapangan Bola Basket
8) Raket Bulu tangkis
9) Net Bulu tangkis
10) Dan lain-lain
4. Inventarisasi Data Dokumen
a) Keadaan Siswa MAN 1 Jombang
Tabel 4
Keadaan Siswa MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008
No Kelas Jumlah Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
1. X 6 126 123 249
2. XI 7 79 154 233
3. XII 6 81 129 212
Jumlah 286 306 694
Sumber : Dokumen MAN 1 Jombang yang diolah oleh penulis
Table 5
Data Absensi Siswa MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008
No Bulan Jumlah Siswa Absen Jumlah
S I A
1. Juli 2007 694
2. Agustus
3. September
4. Oktober
5. Nopember
6. Desember
7. Januari 2008
8. Pebruari
9. Maret
10. April
11. Mei
12. Juni
Sumber : Dokumen MAN 1 Jombang yang diolah oleh penulis
b) Jenjang Pendidikan Guru dan Pegawai
Table 6
Data Jenjang Pendidikan Guru dan Pegawai
Tingkat Pendidikan Jumlah Guru Jumlah Pegawai Ket
GT GTT DPK JML PT PTT DPK JML
S3 1 - - 1 - - - -
S2 10 - - 10 - - - -
S1 24 24 1 49 4 1 - 5
SMA - - - - - 8 - 8
Jumlah 35 24 1 60 4 9 13
Sumber : Dokumen MAN 1 Jombang yang diolah oleh penulis
c) Sarana Prasarana Pendidikan
Tabel 7
Data Sarana Prasarana Pendidikan MAN 1 Jombang
Tahun Pelajaran 2007/2008
No Jenis Ruang Jml Ruang Luas (m²) Kondisi Ruang Ket
B BB Rb
1. R. Tamu 1 12 B - -
2. Laboratorium IPA 1 72 B - -
3. Laboratorium IPS 1 72 B - -
4. Laboratorium Bahasa 1 72 B - -
5. Perpustakaan 1 72 B - -
6. Koperasi 1 24 B - -
7. R. BP/BK 1 24 B - -
8. R. Kepala Sekolah 1 24 B - -
9. R. Guru 1 60 B - -
10. R. TU 1 50 B - -
11. R. UKS 2 @ 20 B - -
12. R. Ibadah/Mushola 1 200 B - -
13. R. Aula 1 350 B - -
14. R. Osis 1 24 B - -
15. R. Pramuka 1 24 B - -
16. R. Kelas 19 @ 81 B - -
17. R. Musik 1 24 B - -
18. R. Dinas 1 72 B - -
19. Kantin 4 @ 20 B - -
20. Gudang 2 @ 48 B - -
21. Kmr mandi/WC Guru 3 8 B - -
22. Kmr mandi/WC Siswa 19 @ 6 B - -
23. Lap Olah Raga 1 576 B - -
24. R. Penjas 1 24 B - -
25. R. Elektrinika 1 72 B - -
Sumber : Dokumen MAN 1 Jombang yang diolah oleh penulis
d) Jumlah dan Kondisi Buku Pelajaran
Tabel 8
Data Jumlah dan Kondisi Buku Pelajaran
Jenis Buku Jumlah (Eksp) Kondisi Buku Ket
B RR RB
B. Paket Pelajaran 3450 √
B. Penunjang Pelajaran 540 √
B. Fisika 450 √
B. Pengetahuan 890 √
Enslikopedia 345 √
B. Umum 957 √
Majalah 234 √
Sumber : Dokumen MAN 1 Jombang yang diolah oleh penulis
e) Prestasi MAN 1 Jombang
Prestasi siswa MAN 1 Jombang untuk beberapa tahun terakhir :
(1) Juara I Qosidah tingkat Depag Kab Jombang
(2) Memperoleh piala terbanyak pada lomba penegak se-Kabupaten Jombang yang diselenggarakan STKIP
(3) Petugas Pengibar Bendera da Alun-alun Jombang 17 Agustus 2006
(4) Juara I Lomba LSS se-Kabupaten Jombang tahun 2003-2004
(5) Juara I Lomba LSS se-Kabupaten Jombang tahun 2005-2006
(6) Juara III Lomba LSS se-Propinsi Jawa Timur tahun 2004-2005
(7) Juara Harapan I Lomba LSS se-Propinsi Jawa Timur tahun 2006-2007
(8) Status sekolah terakreditasi dengan predikat A tahun 2004-2005
(9) Berbagai prestasi lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
f) Tantangan MAN 1 Jombang
Di era globalisasi ini, MAN 1 Jombang harus mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain yang menawarkan berbagai fasilitas dan program pendidikan khusus. Peningkatan mutu kurikulum, strategi manajemen yang handal, penyediaan sarana prasarana yang memadai dan tenaga akademik merupakan keharusan bagi MAN 1 Jombang agar dapat eksis dalam dunia pendidikan.
Disamping memiliki visi, misi dan orientasi yang sama dengan pendidikan umum, MAN 1 Jombang juga memiliki cirri khas yaitu dengan menambahkan kurikulum muatan lokal yang tidak terdapat pada sekolah lain, seperti KTI, Ilmu Falak, Bulughul Maram, dan Bahasa Jepang. Dalam perjalanannya ini, MAN 1 Jombang tertantang untuk mewujudkan out put yang mempunyai IMTAQ dan berkemampuanIPTEK
5. Inventarisasi Data Interview
Untuk pengalian data yang mengunakan metode pengumpulan data interview. Penulis telah mengadakan interview kepada kepala sekolah dan guru olah raga/kesehatan dan siswa.
Adapun hasil interview adalah sebagai berikut :
a) Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
Pelaksanaa interview yang peneliti lakukan dimulai dari atas kebawa, maksudnya adalah dimulai dari pihak pimpinan, guru pembina barulah sampai kepada interview terhadap siswa/siswi yang termasuk dalam pengurus UKS dan yang termasuk dalam pengurus UKS. Seperti yang telah penulis paparkan dibawah ini :
(1) Kepala sekolah mengatakan bahwa kegiatan usaha kesehatan sekolah harus dilakukan dengan merapatkan terlebih dahulu untuk membentuk tom pengurus yang terdiri dari pimpinan sekolah/madrasah, dewan guru, dan melibatkan secara langsung siswa/siswi sebagai pelaksananya di lapangan dan di pantau oleh guru-guru sebagai pembina.
(2) Guru pembina olah raga/kesehatan melaksanakan kegiatan oleh raga rutin yang sudah terjadwal dalam pelajaran baik secara teori dan praktek. Kemudian ditambah dengan kegiatan ekstrakuriluler seperti : kegiatan senam pagi, permainan ketangkasan, beladiri, KIR, PMR, seminar kesehatan, dan lain-lain.
(3) Siswa/siswi sebagai pelaksana usaha kesehatan sekolah dan di dampingi oleh guru pembina melakukan kegiatan seperti : menjaga kebersihan kelas, kamar kecil/WC, lingkungan sekolah, pengobatan ringan, P3K, cek kesehatan oleh dokter puskesmas yang telah ditunjuk. Kesemuanya terjadwal dengan baik, walaupun ada juga hal yang tiba-tiba terjadi seperti penanganan terhadap kecelakaan, narkoba, merokok, dan lain-lain.
Dari hasi yang peneliti peroleh ada yang sesuai dengan jadwal dan ada yang juga tidak sesuai (tiba-tiba) terjadi sehingga harus ditangani seketika itu juga.
b) Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan bertujuan untuk menanamkan pandangan dan kebiasaan hidup sehat kepada siswa/siswi agar dapat turut bertanggungjawab terhadap munculnya kebiasaan dirinya di dalam lingkungannya untuk ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan baik disekolah ataupun di masyarakat nantinya.
Hasil dari interview tersebut diatas maka ada beberapa pengetahuan yang ditanamkan dalam membentuk kebiasaan hidup sehat antara lain sebagai berikut :
(1) Kesehatan mental/rohani, yang meliputi bahwa remaja hurus :
- Belajar mengonsentrasikan pikirannya pada apa yang dikerjakan.
- Secara berlahan-lahan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan pendapatnya sendiri.
- Belajar untuk menanggapi kesukaran-kesukaran secara wajar dan tenag.
- Meningkatkan kesadaran untuk menghargai kebahagiaan orang lain.
- Dapat mengendalikan diri serta mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri, atau mengatasi kelainan yang terdapat pada dirinya sendiri.
- Belajar untuk mengenal kesanggupan yang dikaitkan dengan kesempatan yang ada di dalam mengatasi persoalan.
- Belajar mengenal berbagai corak kepribadian dan menyesuaikan dirinya dengan mereka.
- Meningkatkan kegiatan dalam mengisi waktu terluang dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
(2) Kesempatan-kesempatan yang dapat dipakai untuk melakukan penyuluhan antara lain :
- Pada waktu olah raga.
- Pada waktu pemeriksaan kesehatan.
- Ceramah langsung kepada siswa/siswi yang dilakukan oleh petugas UKS, guru atau tugas bimbingan penyuluhan.
- Waktu perlombaan lingkungan kelas yang sehan di sekolah/madrasah.
- Pemberian contoh langsung oleh guru, atau petugas UKS di lapangan.
- Pemberian tugar dan tanggung jawab secara bergiliran kepada siswa/siswi dalam kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan, yang meliputi : i) pengawasan kebersihan kelas dan lingkungan sekolah/madrasah, ii) pengawasan terhadap persediaan air minum, makanan baik di ruangan ataupun di kantin sekolah/madrasah, iii) pengawasan terhadap kebersihan WC (kamar kecil).
Tabel 9
Data tentang Pemeliharaan Kesehatan di MAN 1 Jombang
Kriteria Kegiatan Ada/tidak Keadaan
1. Persediaan Obat-obatan Ada 90%
2. kunjungan Petugas Kesehatan Ada 4 kali/thn
3. Pengiriman Siswa/siswi sakit ke puskesnas Ada 85 %
4. Pemeriksaan terhadap alat reproduksi Ada 50 %
5. Pemeriksaan penyakit menular/keturunan Ada 50%
6. Pelatihan PMR Ada 9 kali/thn
7. Donor darah Ada 50 %
8. Pemeriksaan siswa kecanduan obat terlarang Ada 50 %
9. Pemeriksaan makanan/minuman yang sehat Tidak -
10. Penyediaan air matang Tidak -
11. Persediaan lap/air dalam kantor/kelas Ada 75 %
Sumber: Hasil interview dengan Kepala Sekolah, Guru Olah raga/kesehatan dan petugas UKS di sekolah
Tabel 10
Data tentang Kebiasaan Hidup Siswa di MAN 1 Jombang
Kriteria Ya/tidak Keadaan
1. Kebiasaan merokok Ya 78 anak
2. Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya Ya 76 %
3. Kebiasaan olahraga Ya 90 %
4. Kebiasaan makan pagi sebelum ke kesekolah Ya 86 %
Sumber: Hasil interview dengan Kepala Sekolah, Guru Olah raga/kesehatan dan petugas UKS di sekolah
6. Inventarisasi Data Angket
Adapun hasil penelitian atau data kuantitatif dari penyebaran angket yang telah diberikan kepada siswa, maka peneliti dapat menabulasikan dan dapat di masukan kedalam bentuk tabel-tabel, sebagai berikut :
Tabel 11
Data Hasil Angket
tentang Intensitas Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
No. Responden Frekuensi
Jawaban Jumlah
Nilai Nilai
Akhir
1 A = 6
B = 3
C = 6
D = 5 6 x 1 = 6
3 x 2 = 6
6 x 3 = 18
5 x 4 = 20 50
2 A = 8
B = 5
C = 4
D = 3 8 x 4 = 32
5 x 3 = 15
4 x 2 = 8
3 x 1 = 3 58
3 A = 0
B = 4
C = 8
D = 8 0 x 1 = 0
4 x 2 = 8
8 x 3 = 24
8 x 4 = 32 64
4 A = 8
B = 3
C = 6
D = 3 8 x 4 = 32
3 x 3 = 9
6 x 2 = 12
3 x 1 = 3 56
5 A = 10
B = 3
C = 2
D = 5 10 x 1 = 10
3 x 2 = 6
2 x 3 = 6
5 x 4 = 20 42
6 A = 10
B = 3
C = 2
D = 5 10 x 4 = 40
3 x 3 = 9
2 x 2 = 4
5 x 1 = 5 58
7 A = 5
B = 7
C = 4
D = 4 5 x 1 = 5
7 x 2 = 14
4 x 3 = 12
4 x 4 = 16 47
8 A = 1
B = 1
C = 11
D = 7 1 x 4 = 4
1 x 3 = 3
11 x 2 = 22
7 x 1 = 7 48
9 A = 9
B = 5
C = 2
D = 4 9 x 1 = 9
5 x 2 = 10
2 x 3 = 6
4 x 4 = 16 41
10 A = 2
B = 3
C = 8
D = 7 2 x 4 = 8
3 x 3 = 9
8 x 2 = 16
7 x 1 = 7 40
11 A = 1
B = 1
C = 8
D = 10 1 x 1 = 1
1 x 2 = 2
8 x 3 = 24
10 x 4 = 40 67
12 A = 2
B = 7
C = 8
D = 3 2 x 4 = 8
7 x 3 = 21
8 x 2 = 16
3 x 1 = 3 48
13 A = 1
B = 6
C = 10
D = 3 1 x 1 = 1
6 x 2 = 12
10 x 3 = 30
3 x 4 = 12 55
14 A = 2
B = 6
C = 9
D = 3 2 x 4 = 8
6 x 3 = 18
9 x 2 = 18
3 x 1 = 3 47
15 A = 2
B = 6
C = 9
D = 3 2 x 1 = 2
6 x 2 = 12
9 x 3 = 27
3 x 4 = 12 53
16 A = 5
B = 1
C = 11
D = 3 5 x 4 = 20
1 x 3 = 3
11 x 2 = 22
3 x 1 = 3 48
17 A = 2
B = 2
C = 11
D = 5 2 x 1 = 2
2 x 2 = 4
11 x 3 = 33
5 x 4 = 20 59
18 A = 4
B = 2
C = 7
D = 7 4 x 4 = 16
2 x 3 = 6
7 x 2 = 14
7 x 1 = 7 43
19 A = 0
B = 4
C = 10
D = 6 0 x 1 = 0
4 x 2 = 8
10 x 3 = 30
6 x 4 = 24 62
20 A = 9
B = 2
C = 5
D = 4 9 x 4 = 36
2 x 3 = 6
5 x 2 = 10
4 x 1 = 4 56
21 A = 9
B = 2
C = 5
D = 4 9 x 1 = 9
2 x 2 = 4
5 x 3 = 15
4 x 4 = 14 44
22 A = 0
B = 4
C = 10
D = 6 0 x 4 = 0
4 x 3 = 12
10 x 2 = 20
6 x 1 = 6 38
23 A = 7
B = 2
C = 6
D = 5 7 x 1 = 7
2 x 2 = 4
6 x 3 = 21
5 x 4 = 20 52
24 A = 3
B = 8
C = 5
D = 4 3 x 4 = 12
8 x 3 = 24
5 x 2 = 10
4 x 1 = 4 50
25 A = 0
B = 3
C = 12
D = 5 0 x 1 = 0
3 x 2 = 6
12 x 3 = 36
5 x 4 = 20 62
26 A = 9
B = 0
C = 8
D = 3 9 x 4 = 36
0 x 3 = 0
8 x 2 = 16
3 x 1 = 3 55
27 A = 6
B = 3
C = 4
D = 7 6 x 1 = 6
3 x 2 = 6
4 x 3 = 12
7 x 4 = 28 52
28 A = 9
B = 5
C = 1
D = 5 9 x 4 = 36
5 x 3 = 15
1 x 2 = 2
5 x 1 = 5 58
29 A = 9
B = 3
C = 2
D = 6 9 x 1 = 9
3 x 2 = 6
2 x 3 = 6
6 x 4 = 24 45
30 A = 6
B = 3
C = 5
D = 6 6 x 4 = 24
3 x 3 = 9
5 x 2 = 10
6 x 1 = 6 49
31 A = 3
B = 2
C = 9
D = 6 3 x 1 = 3
2 x 2 = 4
9 x 3 = 27
6 x 4 = 24 58
32 A = 2
B = 0
C = 14
D = 4 2 x 4 = 8
0 x 3 = 0
14 x 3 = 28
4 x 1 = 4 40
33 A = 2
B = 6
C = 6
D = 6 2 x 1 = 2
6 x 2 = 12
6 x 3 = 18
6 x 4 = 24 56
34 A = 1
B = 2
C = 11
D = 6 1 x 4 = 4
2 x 3 = 6
11 x 2 = 22
6 x 1 = 6 38
35 A = 1
B = 2
C = 11
D = 6 1 x 1 = 1
2 x 2 = 4
11 x 3 = 33
6 x 4 = 24 62
36 A = 6
B = 2
C = 5
D = 7 6 x 4 = 24
2 x 3 = 6
5 x 2 = 10
7 x 1 = 7 47
37 A = 6
B = 2
C = 5
D = 7 6 x 1 = 6
2 x 2 = 4
5 x 3 = 15
7 x 4 = 28 53
38 A = 1
B = 0
C = 13
D = 6 1 x 4 = 4
0 x 3 = 0
13 x 2 = 26
6 x 1 = 1 36
39 A = 2
B = 0
C = 14
D = 4 2 x 1 = 2
0 x 2 = 0
14 x 3 = 42
4 x 4 = 16 70
40 A = 10
B = 4
C = 2
D = 4 10 x 4 = 40
4 x 3 = 12
2 x 2 = 4
4 x 1 = 4 60
41 A = 3
B = 6
C = 4
D = 7 3 x 1 = 3
6 x 2 = 12
4 x 3 = 12
7 x 4 = 27 55
42 A = 6
B = 2
C = 7
D = 5 6 x 4 = 24
2 x 3 = 6
7 x 2 = 14
5 x 1 = 5 49
43 A = 3
B = 3
C = 11
D = 3 3 x 1 = 3
3 x 2 = 6
11 x 3 = 33
3 x 4 = 12 54
44 A = 6
B = 2
C = 7
D = 5 6 x 4 = 24
2 x 3 = 6
7 x 2 = 14
5 x 1 = 5 49
45 A = 3
B = 5
C = 6
D = 6 3 x 1 = 3
5 x 2 = 10
6 x 3 = 18
6 x 4 = 24 55
46 A = 0
B = 0
C = 16
D = 4 0 x 4 = 0
0 x 3 = 0
16 x 2 = 32
4 x 1 = 4 36
47 A = 2
B = 7
C = 1
D = 10 2 x 1 = 2
7 x 2 = 14
1 x 3 = 3
10 x 4 = 40 59
48 A = 4
B = 2
C = 5
D = 9 4 x 4 = 16
2 x 3 = 6
5 x 2 = 10
9 x 1 = 9 41
49 A = 7
B = 6
C = 0
D = 7 7 x 1 = 7
6 x 2 = 12
0 x 3 = 0
7 x 4 = 28 47
50 A = 7
B = 2
C = 7
D = 4 7 x 4 = 28
2 x 3 = 6
7 x 2 = 14
4 x 1 = 4 52
51 A = 6
B = 3
C = 6
D = 5 6 x 1 = 6
3 x 2 = 6
6 x 3 = 18
5 x 4 = 20 50
52 A = 3
B = 1
C = 6
D = 10 3 x 4 = 12
1 x 3 = 3
6 x 2 = 12
10 x 1 = 10 37
53 A = 8
B = 0
C = 6
D = 6 8 x 1 = 8
0 x 2 = 0
6 x 3 = 18
6 x 4 = 24 50
54 A = 3
B = 0
C = 9
D = 8 3 x 4 = 12
0 x 3 = 0
9 x 2 = 18
8 x 1 = 8 38
55 A = 2
B = 3
C = 9
D = 6 2 x 1 = 2
3 x 2 = 6
9 x 3 = 27
6 x 4 = 24 59
56 A = 4
B = 2
C = 6
D = 8 4 x 4 = 16
2 x 3 = 6
6 x 2 = 12
8 x 1 = 8 42
57 A = 6
B = 6
C = 3
D = 5 6 x 1 = 6
6 x 2 = 12
3 x 3 = 9
5 x 4 = 20 47
58 A = 8
B = 2
C = 4
D = 6 8 x 4 = 32
2 x 3 = 6
4 x 2 = 8
6 x 1 = 6 52
59 A = 9
B = 2
C = 3
D = 6 9 x 1 = 9
2 x 2 = 4
3 x 3 = 9
6 x 4 = 24 46
60 A = 7
B = 4
C = 5
D = 4 7 x 4 = 28
4 x 3 = 12
5 x 2 = 10
4 x 1 = 4 54
61 A = 2
B = 2
C =11
D = 5 2 x 1 = 2
2 x 2 = 4
11 x 3 = 33
5 x 4 = 20 59
62 A = 14
B = 1
C = 1
D = 4 14 x 4 = 56
1 x 3 = 3
1 x 2 = 2
4 x 1 = 4 65
63 A = 11
B = 3
C = 1
D = 5 11 x 1 = 11
3 x 2 = 6
1 x 3 = 3
5 x 4 = 20 40
64 A = 4
B = 4
C = 7
D = 5 4 x 4 = 16
4 x 3 = 12
7 x 2 = 14
5 x 1 = 5 47
65 A = 8
B = 2
C = 4
D = 6 8 x 1 = 8
2 x 2 = 4
4 x 3 = 12
6 x 4 = 24 48
66 A = 10
B = 3
C = 2
D = 5 10 x 4 = 40
3 x 3 = 9
2 x 2 = 4
5 x 1 = 5 58
67 A = 4
B = 2
C = 7
D = 7 4 x 1 = 4
2 x 2 = 4
7 x 3 = 21
7 x 4 = 28 57
68 A = 9
B = 6
C = 2
D = 2 9 x 4 = 36
6 x 3 = 18
2 x 2 = 4
2 x 1 = 2 60
69 A = 4
B = 2
C = 6
D = 8 4 x 1 = 4
2 x 2 = 4
6 x 3 = 18
8 x 4 = 32 58
Jumlah 3524
Tabel 12
Data Hasil Angket tentang Kebiasaan Hidup Sehat Siswa
No. Responden Frekuensi
Jawaban Jumlah
Nilai Nilai
Akhir
1 A = 4
B = 6
C = 3
D = 7 4 x 1 = 4
6 x 2 = 12
3 x 3 = 9
7 x 4 = 28 53
2 A = 8
B = 7
C = 6
D = 1 8 x 4 = 32
7 x 3 = 21
6 x 2 = 12
1 x 1 = 1 66
3 A = 3
B = 6
C = 8
D = 3 3 x 1 = 3
6 x 2 = 12
8 x 3 = 24
3 x 4 = 12 51
4 A = 5
B = 4
C = 8
D = 3 5 x 4 = 20
4 x 3 = 12
8 x 2 = 16
3 x 1 = 3 51
5 A = 12
B = 1
C = 3
D = 4 12 x 1 = 12
1 x 2 = 2
3 x 3 = 9
4 x 4 = 16 39
6 A = 6
B = 2
C = 8
D = 4 6 x 4 = 24
2 x 3 = 6
8 x 2 = 16
4 x 1 = 4 50
7 A = 4
B = 6
C = 4
D = 6 4 x 1 = 4
6 x 2 = 12
4 x 3 = 12
6 x 4 = 24 52
8 A = 3
B = 5
C = 6
D = 6 3 x 4 = 12
5 x 3 = 15
6 x 2 = 12
6 x 1 = 6 45
9 A = 5
B = 5
C = 6
D = 4 5 x 1 = 5
5 x 2 = 10
6 x 3 = 18
4 x 4 = 16 49
10 A = 2
B = 6
C = 10
D = 2 2 x 4 = 8
6 x 3 = 18
10 x 2 = 20
2 x 1 = 2 48
11 A = 2
B = 3
C = 8
D = 7 2 x 1 = 2
3 x 2 = 6
8 x 3 = 24
7 x 4 = 28 60
12 A = 3
B = 4
C = 12
D = 1 3 x 4 = 12
4 x 3 = 12
12 x 2 = 24
1 x 1 = 1 49
13 A = 3
B = 4
C = 12
D = 1 3 x 1 = 3
4 x 2 = 8
12 x 3 = 36
1 x 4 = 4 51
14 A = 3
B = 4
C = 12
D = 1 3 x 4 = 12
4 x 3 = 12
12 x 2 = 24
1 x 1 = 1 49
15 A = 3
B = 4
C = 12
D = 1 3 x 1 = 3
4 x 2 = 8
12 x 3 = 36
1 x 4 = 4 51
16 A = 2
B = 4
C = 12
D = 2 2 x 4 = 8
4 x 3 = 12
12 x 2 = 24
2 x 1 = 2 46
17 A = 1
B = 2
C = 12
D = 4 1 x 1 = 1
2 x 2 = 4
12 x 3 = 36
4 x 4 = 16 57
18 A = 5
B = 3
C = 7
D = 5 5 x 4 = 20
3 x 3 = 9
7 x 2 = 14
5 x 1 = 5 48
19 A = 3
B = 6
C = 8
D = 3 3 x 1 = 3
6 x 2 = 12
8 x 3 = 24
3 x 4 = 12 51
20 A = 6
B = 4
C = 5
D = 5 6 x 4 = 24
4 x 3 = 12
5 x 2 = 10
5 x 1 = 5 51
21 A = 6
B = 4
C = 5
D = 5 6 x 1 = 6
4 x 2 = 8
5 x 3 = 15
5 x 4 = 20 49
22 A = 3
B = 6
C = 8
D = 3 3 x 4 = 12
6 x 3 = 18
8 x 2 = 16
3 x 1 = 3 51
23 A = 6
B = 2
C = 7
D = 5 6 x 1 = 6
2 x 2 = 4
7 x 3 = 21
5 x 4 = 20 51
24 A = 4
B = 4
C = 9
D = 3 4 x 4 = 16
4 x 3 = 12
9 x 2 = 18
3 x 1 = 3 49
25 A = 1
B = 7
C = 10
D = 2 1 x 1 = 1
7 x 2 = 14
10 x 3 = 30
2 x 4 = 8 53
26 A = 2
B = 2
C = 13
D = 3 2 x 4 = 8
2 x 3 = 6
13 x 2 = 26
3 x 1 = 3 43
27 A = 6
B = 5
C = 7
D = 2 6 x 1 = 6
5 x 2 = 10
7 x 3 = 21
2 x 4 = 8 45
28 A = 8
B = 2
C = 7
D = 3 8 x 4 = 32
2 x 3 = 6
7 x 2 = 14
3 x 1 = 3 55
29 A = 5
B = 2
C = 9
D = 4 5 x1 = 5
2 x 2 = 4
9 x 3 = 27
4 x 4 = 16 52
30 A = 8
B = 2
C = 8
D = 2 8 x 4 = 32
2 x 3 = 6
8 x 2 = 16
2 x 1 = 2 56
31 A = 3
B = 2
C = 10
D = 5 3 x 1 = 3
2 x 2 = 4
10 x 3 = 30
5 x 4 = 20 57
32 A = 2
B = 2
C = 14
D = 2 2 x 4 = 8
2 x 3 = 6
14 x 2 = 28
2 x 1 = 2 44
33 A = 1
B = 3
C = 12
D = 4 1 x 1 = 1
3 x 2 = 6
12 x 3 = 36
4 x 4 = 16 59
34 A = 4
B = 2
C = 8
D = 6 4 x 4 = 16
2 x 3 = 6
8 x 2 = 16
6 x 1 = 6 44
35 A = 4
B = 4
C = 6
D = 6 4 x 1 = 4
4 x 2 = 8
6 x 3 = 18
6 x 4 = 24 54
36 A = 7
B = 3
C = 6
D = 4 7 x 4 = 28
3 x 3 = 9
6 x 2 = 12
4 x 1 = 4 53
37 A = 4
B = 4
C = 5
D = 7 4 x 1 = 4
4 x 2 = 8
5 x 3 = 15
7 x 4 = 28 55
38 A = 8
B = 5
C = 5
D = 2 8 x 4 = 32
5 x 3 = 15
5 x 2 = 10
2 x 1 = 5 62
39 A = 2
B = 2
C = 12
D = 4 2 x 1 = 2
2 x 2 = 4
12 x 3 = 36
4 x 4 = 16 58
40 A = 7
B = 4
C = 8
D = 1 7 x 4 = 28
4 x 3 = 12
8 x 2 = 16
1 x 1 = 1 57
41 A = 2
B = 5
C = 8
D = 5 2 x 1 = 2
5 x 2 = 10
8 x 3 = 24
5 x 4 = 20 56
42 A = 8
B = 2
C = 7
D = 3 8 x 4 = 32
2 x 3 = 6
7 x 2 = 14
3 x 1 = 3 55
43 A = 5
B = 4
C = 8
D = 3 5 x 1 = 5
4 x 2 = 8
8 x 3 = 24
3 x 4 = 12 59
44 A = 6
B = 6
C = 3
D = 5 6 x 4 = 24
6 x 3 = 18
3 x 2 = 6
5 x 1 = 5 53
45 A = 3
B = 6
C = 6
D = 5 3 x 1 = 3
6 x 2 = 12
6 x 3 = 18
5 x 4 = 20 53
46 A = 2
B = 3
C = 12
D = 3 2 x 4 = 8
3 x 3 = 9
12 x 2 = 24
3 x 1 = 3 40
47 A = 2
B = 2
C = 10
D = 6 2 x 1 = 2
2 x 2 = 4
10 x 3 = 30
6 x 4 = 24 60
48 A = 5
B = 2
C = 8
D = 5 5 x 4 = 20
2 x 3 = 6
8 x 2 = 16
5 x 1 = 5 47
49 A = 4
B = 3
C = 6
D = 7 4 x 1 = 4
3 x 2 = 6
6 x 3 = 18
7 x 4 = 28 56
50 A = 10
B = 4
C = 4
D = 2 10 x 4 = 40
4 x 3 = 12
4 x 2 = 8
2 x 1 = 2 72
51 A = 5
B = 4
C = 6
D = 5 5 x 1 = 5
4 x 2 = 8
6 x 3 = 18
5 x 4 = 20 51
52 A = 8
B = 3
C = 4
D = 5 8 x 4 = 32
3 x 3 = 9
4 x 2 = 8
5 x 1 = 5 54
53 A = 6
B = 5
C = 5
D = 4 6 x 1 = 6
5 x 2 = 10
5 x 3 = 15
4 x 4 = 16 47
54 A = 5
B = 3
C = 6
D = 6 5 x 4 = 20
3 x 3 = 9
6 x 2 = 12
6 x 1 = 6 47
55 A = 2
B = 8
C = 5
D = 5 2 x 1 = 2
8 x 2 = 16
5 x 3 = 15
5 x 4 = 20 53
56 A = 2
B = 5
C = 8
D = 5 2 x 4 = 6
5 x 3 = 15
8 x 2 = 16
5 x 1 = 5 42
57 A = 4
B = 4
C = 8
D = 4 4 x 1 = 4
4 x 2 = 8
8 x 3 = 24
4 x 4 = 16 52
58 A = 6
B = 3
C = 6
D = 5 6 x 4 = 24
3 x 3 = 9
6 x 2 = 12
5 x 1 = 5 50
59 A = 6
B = 6
C = 3
D = 5 6 x 1 = 6
6 x 2 = 12
3 x 3 = 9
5 x 4 = 20 47
60 A = 10
B = 6
C = 2
D = 2 10 x 4 = 40
6 x 3 = 18
2 x 2 = 4
2 x 1 = 2 64
61 A = 2
B = 5
C = 9
D = 4 2 x 1 = 2
5 x 2 = 10
9 x 3 = 27
4 x 4 = 16 55
62 A = 10
B = 2
C = 5
D = 3 10 x 4 = 40
2 x 3 = 6
5 x 2 = 10
3 x 1 = 3 59
63 A = 7
B = 3
C = 6
D = 4 7 x 1 = 7
3 x 2 = 6
6 x 3 = 18
4 x 4 = 16 47
64 A = 4
B = 2
C = 8
D = 6 4 x 4 = 16
2 x 3 = 6
8 x 2 = 16
6 x 1 = 6 44
65 A = 6
B = 8
C = 2
D = 4 6 x 1 = 6
8 x 2 = 16
2 x 3 = 6
4 x 4 = 16 44
66 A = 8
B = 4
C = 2
D = 6 8 x 4 =32
4 x 3 = 12
2 x 2 = 4
6 x 1 = 6 54
67 A = 4
B = 4
C = 6
D = 6 4 x 1 = 4
4 x 2 = 8
6 x 3 = 18
6 x 4 = 24 54
68 A = 8
B = 4
C = 4
D = 4 8 x 4 = 32
4 x 3 = 12
4 x 2 = 8
4 x 1 = 4 56
69 A = 3
B = 7
C = 5
D = 5 3 x 1 = 3
7 x 2 = 14
5 x 3 = 15
5 x 4 = 20 52
Jumlah 3541
B. Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini penulis memasukan data yang telah terkumpul dari angket-angket yang telah di skor. Dan berpedoman pada hipotesis yang berbunyi sebagai berikut : “Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Usaha Kesehatan sekolah terhadap Kebiasaan Hidup Sehat MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008”.
Untuk memudahkan penganalisahan hipotesis tersebut, maka diubah menjadi hepotesa nihil yang berbunyi : “Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah terhadap Kebiasaan Hidup Sehat Siswa MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008.
Tablel 13
Persiapan untuk Mencari Koefisien Korelasi Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (X) terhadap Kebiasaan Hidup Sehat Siswa (Y) MAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2007/2008
No X Y x y x² y² xy
1 50 53
2 58 66
3 64 51
4 56 51
5 42 39
6 58 50
7 47 52
8 48 45
9 41 49
10 40 48
11 67 60
12 48 49
13 55 51
14 47 49
15 53 51
16 48 46
17 59 57
18 43 48
19 62 51
20 56 51
21 44 49
22 38 51
23 52 51
24 50 49
25 62 53
26 55 43
27 52 45
28 58 55
29 45 52
30 49 56
31 58 57
32 40 44
33 56 59
34 38 44
35 62 54
36 47 53
37 53 55
38 36 62
39 70 58
40 60 57
41 55 56
42 49 55
43 54 59
44 49 53
45 55 53
46 36 40
47 59 60
48 41 47
49 47 56
50 52 72
51 50 51
52 37 54
53 50 47
54 38 47
55 59 53
56 42 42
57 47 52
58 52 50
59 46 47
60 54 64
61 59 55
62 65 59
63 40 47
64 47 44
65 48 44
66 58 54
67 57 54
68 60 56
69 58 52
N 3524 3541
C. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
B. Saran-saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Aman Ardjito Indarso, 1988. Masyarakat Indonesia Berperan Serta dalam upaya Kesehatan di Bidang Penyediaan Dana. Jombang
Departemen Kesehatan RI, 1977. Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta : Depkes.
Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Semarang: CV. Thoha Putra.
D.B. Jelliffe, 1994. Kesehatan Anak di Daerah Tropis. Jakarta. Bumu Aksara.
Departemen Kesehatan RI, 1988. Pesan-pesanProgram Kesehatan Menurut Agama. Jakarta. Pusat Penyusunan Kesehatan Masyarakat.
Donald Ary, Luchy Cheser Jacob, Asghar Razavieh, di Terjemahkan oleh H. Arif Furchan, MA., Ph.D, 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Http://www.Blogger.Com/email-post.g?blog ID=2587353477797928920 & post ID=7275557641088486382
Lydia Harlina Martono, dkk, 2006. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah (Buku Panduan untuk Guru, Konselor, dan Administrator), Jakarta. PT. Balai Pustaka (Persero).
Juli Soemirat Slamet, 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta. Gajah Mada university Press.
M. Quraish Shihab, Dr, MA. 2007. Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakay, Bandung. Mizan.
----------------------------------. 2007. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung. Mizan.
Purba, J. (2002). Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta : Yayasan Obor.
Sonya Purnomo, 1981. Kesehatan sekolah di Indonesia, Jakarta. Penerbit, PT, Firma Resama.
Suharsini Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif (Dilengkapi Contoh Proposal dan Laporan Penelitian), Bandung. CV. Alfabeta
Tim Pembina UKS Pusat, 1999. Cara Melaksanakan UKS Disekolah Dasar Dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta. Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman gedung C Depdikbud, Lantai 19, Senayan Jakarta.
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Propinsi Jawa Timur. 2004. Pembinanaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Propinsi Jawa Timur.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. 2006. Bandung. Penerbit Citra Umbaran.
WJS. Poerwodarminto, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta. Balai Pustaka.
ANGKET TENTANG INTENSITAS PELAKSANAAN
USAHA KESEHATAN SEKOLAH
Petunjuk :
1. Bacalah pertanyaan dan jawabanya dengan baik
2. Berilah tanda silang (X) pada huruf yang kamu angap benar
3. Setelah selesai, lembar ini agar diserahkan kembali kepada guru pengawas dikelasmu.
4. Jangan lupa menuliskan identitasmu pada kolam yang tersedia
Identitas :
1. Nama : ____________________________________________
2. Kelas : ____________________________________________
3. Jenis Kelamin : ____________________________________________
4. MAN : ____________________________________________
1. Apakah di madrasah diadakan latihan keterampilan tentang kesehatan yang di ikuti emua siswa?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah siswa berperan serta aktif dalam pelaksanaan UKS di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah dilakukan pembinaan oleh guru dalam menjalankan program UKS di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah tersedia sarana keteladanan di lingkungan madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Apakah kantin madrasah tidak menjaga kebersihan makanannya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Apakah petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan pada siswa?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Apakah siswa telah melakukan penyalahgunaan pemakaian obat-obat terlarang/narkoba?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apakah madrasah melakukan pencegahan/pengobatan terhadap penyakit yang menular?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Apakah pengawasan dan pembinaan kebersihan lingkungan madrasah dilakukan oleh guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah diadakan pengobatan ringan pada siswa di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Apakah pernah terjadi perilaku penyimpang seks yang dilakukan oleh siswa ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Apakah siswa yang mengalami sakit di lakukan pertolongan pertama pada kecelakaan di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Apakah kegiatan UKS di ikuti oleh semua siswa?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Apakah madrasah mengadakan persedian obat-obat yang di butuhkan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Apakah siswa yang mengalami kecelakaan berat dilakukan rujuk kerumah sakit/puskesmas terdekat?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Apakah siswa yang kecanduan narkoba di lakukan rujuk kemedis oleh petugas UKS madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Apakah siswa pernah mengalami keracunan/operdoses?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Apakah siswa melaporkan pada pihak madrasah ketika mengetahui kondisi yang membahayakan keselamatan manusia?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. Apakah siswa yang kedapatan membawa narkoba di laporkan kepihak madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Apakah UKS pernah menangani penyakit yang khusus (keturunan) di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
ANGKET TENTANG KEBIASAAN HIDUP SEHAT
Petunjuk :
1. Bacalah pertanyaan dan jawabanya dengan baik
2. Berilah tanda silang (X) pada huruf yang kamu angap benar
3. Setelah selesai, lembar ini agar diserahkan kembali kepada guru pengawas dikelasmu.
4. Jangan lupa menuliskan identitasmu pada kolam yang tersedia
Identitas
1. Nama : ____________________________________________
2. Kelas : ____________________________________________
3. Jenis Kelamin : ____________________________________________
4. MAN : ____________________________________________
1. Apakah Siswa tidak menjaga kebersihan kelasnya masing-masing?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah siswa diajarkan bagaimana menjaga kebersihan lingkungan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah kamu membuang sampah sembarangan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah ruang KM/WC siswa terjaga kebersihannya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Apakah lingkungan rumah mu bersih dari kotoran rumah tangga?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Apakah siswa membuang sampah pada tempat yang telah disediakan oleh madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Apakah guru mengawasi dan membimbing kebersihan lingkungan madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apakah pelajaran kesehatan diajarkan di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Apakah siswa tidak diajarkan tentang prinsip-prinsip kesehatan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah petugas kesehatan melakukan pemeriksaan alat reproduksi siswa/siswi di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Apakah kamu bergadang hingga larut malam?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Apakah dilakukan pengadaan tanaman obat di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Apakah kamu berolahraga setiap hari?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Apakah kamu istirahat 8 jam dalam sehariApakah kamu menyiapkan makanan 4 sehat 5 sempurna?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Apakah kegiatan oleh raga di ikuti oleh semua siswa yang ada di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Apakah siswa melakukan kegiatan senam pagi setiap hari di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Apakah kantin madrasah menyediakan makanan 4 sehat 5 sempurna?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Apakah kantin madrasah menjaga kebersihan makanannya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. Apakah kamu dalam keseharian di rumah menerapkan prinsip-prinsip kesehatan yang telah diajarkan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Apakah guru melakukan observasi kesehatan terhadap ssiswa setiap hari di madrasah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
Langganan:
Postingan (Atom)